KarenaTuhan mau mempersiapkan kita menjadi orangtua yang baik. Ketika pasangan melewati proses yang panjang untuk mendapatkan anak, maka kemungkinan proses yang lebih sulit ke depan pun bisa dihadapi dengan baik. Jadi, jatuh bangun dalam hidup itu wajar. Karena kita bersama dengan Tuhan yang tidak pernah membiarkan kita jatuh terjerembak.
Contohcontoh pemakaiannya terdapat pada Mazmur 115:11 - "Hai orang-orang yang takut akan TUHAN, percayalah kepada TUHAN," dan Yesaya 11:2,3, di mana takut akan Tuhan disebut sebagai ciri khas sang Mesias. Takut seperti itu meliputi rasa kagum dan hormat kepada. Yang Mahakuasa (Mazmur 2:11 - `Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah
Romokalian meminta saya menulis tentang Injil yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XIX Tahun C, yakni Luk 12:32-48. Katanya, "Luc, tolongin deh.". Ia sendiri tidak sempat menyiapkan ulasan karena kesibukan di benua seberang. Yang bisa saya buat ialah sekadar bercerita mengenai pengalaman saya ketika menyusun bagian Injil Hari Minggu kali ini.
Dibawah ini akan kami kumpulan beberapa renungan singkat harian Kristen terbaik tentang cara menciptakan keluarga yang harmonis, setia, dan saling mencintai. Silahkan disimak. 1. Kunci Kebahagiaan Keluarga "Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!" Mazmur 128:1.
IlustrasiRenungan. Lukas 23:40. TRIBUNMANADO.CO.ID - Orang baik dan atau hamba Tuhan yang takut akan Tuhan, itu biasa dan lumrah. Tapi orang jahat yang takut akan Tuhan, itu luar biasa. Apalagi jika diiringi dengan pertobatan, pasti menyenangkan hati Tuhan dan menyelamatkan dirinya sendiri. Bukankah lebih baik orang jahat yang menjadi baik
TakutAkan Tuhan adalah Sumber Kebahagiaan. SETIAP keluarga Kristen memiliki tujuan untuk hidup bahagia. Kebahagiaan menjadi harapan semua orang tanpa terkecuali sehingga ada orang berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan dengan menghalalkan segala cara. Ada yang mencuri, merampok dan korupsi demi memenuhi hasrat diri untuk menikmati kesenangan
. Berbicara tentang KeluargaStephen Tong “Keluarga Bahagia” Hal 82Kalau keluarga tidak beres, tidak mungkin yang lain beres dan pasti belum mencapai kebahagiaan yang sungguh-sungguh. Tahun 1965 PBB melakukan suatu konfrensi yang menyelidiki mengapa begitu banyak remaja yang nakal. Mereka mengambil keluarga Tionghoa dan keluarga orang Amerika menjadi Tionghoa mementingkan keutuhan keluarga, sehingga lebih sedikit menghasilkan remaja yang nakal. Tetapi keluarga Amerika berbeda, Amerika kurang memperhatikan keutuhan keluarga, sehingga banyak terjadi perceraian, akibatnya banyak menimbulkan masalah pada anak-anak sehingga anak-anak menjadi ciri-ciri keluarga yang takut akan Tuhan ?1. Ayat 5 • Mereka mengasihi Tuhan dengan segenap hati.• Mereka mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa.• Mereka mengasihi Tuhan dengan segenap akan Allah bukan hanya sekedar tahu tentang Allah, tetapi sungguh-sunguh kita merasakan hadirat-Nya, merasakan pengenalan akan Allah yang benar, akan mengantarkan kitaMengasihi Allah dengan sepenuh hati kita karena kita tau bahwa Allah lebih dahulu akan Allah yang benar, kita melakukan kasih yang tulus tanpa ada akan Allah yang sungguh-sungguh kita mengasihi Allah dengan segenap hati kita, segenap jiwa, segenap kekuatan kita, kita akan melakukanya. Karena kita tau hubungan kita dengan Allah bagaikan ayah dengan anak-anaknya atau bagaikan anak-anak dengan sebaliknya mereka yang hanya sekedar tahu tentang Allah, tidak merasakan hadirat Tuhan, tidak mengenal sungguh-sunguh.• Mereka akan menjadi orang Kristen yang lemah• Mereka akan menjadi orang Kristen seperti kapal selam, sesekali muncul dipermukaan• Mereka akan menjadi orang Kristen sebatas hujan, kalau ada hujan sudah tidak lagi datang gereja.• Mereka akan menjadi orang Kristen sebatas masalah. kalau ada masalah dalam gereja/dalam keluarga sudah tidak lagi datang ke Gereja• Mereka akan menjadi orang Kristen yang rapuh, lemah karena fondasi mereka sungguh tidak kokoh di dalam sementaraMaka dengan demikian saya percaya bahwa kita akan menjadi orang Kristen yang tangguh, mengasihi Tuhan dengan segenap hati, mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa, mengasihi Tuhan dengan segenap ciri-ciri keluarga yang takut akan Tuhan ?2. Mereka akan mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak mereka secara berulang-ulang Ayat 7• Saat berada di rumah• Saat berada dalam perjalanan• Saat sedang berbaring• Saat bangun tidurArtinyaOrang pertama kali yang mengajarkan pendidikan agama terhadap anak-anak adalah kedua orangtuanya, dan perannya 85% dan 15% disekolah, gereja, pengalaman sendiri, dll...Matthew Henry Hal 607Sering-seringlah katakan Firman kepada mereka, cobalah segala cara untuk menanamkannya ke dalam pikiran mereka, dan membuatnya menembus ke dalam hati mereka. Sama seperti ketika mengasah pisau, pisau itu pertama diasah pada satu sisi dan kemudian pada sisi lain.• Keluarga yang sukses adalah keluarga yang mampu membawa semua anggota keluarga takut akan Tuhan dan menjauhi dosa.• Keluarga yang sukses adalah mampu mendidik anak-anaknya hidup takut akan Tuhan.• Keluarga yang sukses adalah keluarga yang mampu menerapkan kasih dan keadilan bagi keluarga dan anak-anak hidup seturut kehendak keluarga yang gagal secara spritual rohaniKeluarga yang tidak mampu mengarahkan keluarganya untuk hidup saleh/suci di hadapan Tuhan. Walau pun sukses secara duniawi + sementara.Keluarga yang tidak menjadikan Firman Tuhan dasar hidup mereka, Menurut pandangan sendiriKeluarga yang hidup jauh dihadapan Tuhan, tidak ada ke-intiman dengan Tuhan. Hampa, tidak merasakan hadirat Tuhan.Kesimpulan sementaraMaka dengan demikian marilah kita jadi keluarga yang belajar sebisa mungkin, untuk mengajarkan firman Tuhan secara intens, terus-menerus, sehingga keluarga dan generasi kita, mereka menjadi orang-orang yang diberkati dan hidup takut akan ciri-ciri keluarga yang takut akan Tuhan ?3. Firman Tuhan diikatkan sebagai tanda pada tangan dan menjadi lambang di dahi dan menuliskan pada tiang rumah. ayat 8-9TafsiranPada saat itu Hukum Taurat atau salinan firman Tuhan terbatas dari salinan perkamen. Jadi ditetapkan secara bijak dan saleh bagian hal-hal penting dari hukum Taurat / firman Tuhan itu ditulliskan di dinding rumah, di pintu rumah, di tiang-tiang adalah• Supaya setiap jemaat Tuhan tahu dan mengenal firman Tuhan.• Supaya setiap jemaat Tuhan mereka dapat mengingat firman Tuhan.• Supaya setiap jemaat Tuhan dapat mendekatkan diri kepada Allah yang sembah oleh Abraham, Ishak dan Yakub.• Supaya setiap jemaat Tuhan dapat menahan diri dan tidak jatuh dalam berbagai macam dosa.• Supaya setiap jemaat Tuhan tahu apa yang Tuhan mau dan yang Tuhan tidak suka dari setiap sikap manusia. Dll..Amsal 71-3 menjelasakan1 Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh Kristen yang baik, taat dan takut akan Tuhan akan menjadikan firman Tuhan sebagai landasan hidupnya bukan berdasarkan pengertiannya Kristen yang baik, taat dan takut akan Tuhan menjadikan firman Tuhan sebagai pegangan utama seluruh anggota keluarganya, bukan bersarkan harta, jabatan yang Tong, “Takhta Kristus dalam Keluarga” Hal 91Kunci keluarga bahagia adanya sumai dan Istri yang takut akan Tuhan, sehati-sepikir dan sependat di rumah, istri menghormati suami dan suami mencintai istri.
Yenny Budhihartono Contributor 1162 Ulangan 66-7 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Bacaan Alkitab setahun Mazmur 63; Markus 7; Bilangan 9-10 Musa menuliskan di kitab Ulangan betapa pentingnya mengajarkan anak-anak mengenal Tuhan sedari kecil. Bangsa Israel punya tradisi mengajarkan anak-anak mereka dengan pengajaran firman Tuhan setiap hari. Dengan kata lain, pembentukan generasi berikutnya dari bangsa yang besar ini dimulai dari rumah yaitu ketika anak diajarkan untuk mengenal Tuhan dan hidup menurut jalan yang diajarkan-Nya. “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya” Ulangan 6 6 Usia 0 hingga 12 tahun adalah masa-masa anak menyerap banyak hal di sekelilingnya. Itu sebabnya perlu bagi kita menumbuhkan iman anak sedari kecil dan memperkenalkan kasih Tuhan di dalam hidup mereka. Membangun pikiran, perasaan dan hati mereka untuk Tuhan sehingga apa yang sudah kita tanamkan pasti akan mereka lakukan. Untuk menghasilkan generasi anak yang takut akan Tuhan dan memiliki mental pemenang, harus dimulai dari keluarga yaitu ketika kita mengajarkan mereka rasa takut akan Tuhan. “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan.” Amsal 17a Apakah Anda mau membangun karakter takut akan Tuhan di dalam diri anak-anak Anda setiap hari? Mintalah tuntunan Tuhan setiap hari supaya Anda diberikan kemampuan menjadi cerminan kasih Tuhan bagi anak-anak Anda. Related Articles
Lori Official Writer Sepanjang kita masih hidup, kita akan selalu diperhadapkan dengan masalah. Suami punya masalah. Istri juga punya masalah. Orangtua punya masalah. Belum punya anak juga bisa jadi masalah. Tapi punya anak juga jadi masalah. Lalu bagaimana kita menjalani kehidupan yang penuh masalah ini? Alkitab menuliskan tentang hal ini di Ulangan 6 7, “…haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Saya dan istri saya setelah menikah, kami merindukan untuk punya anak. Namun dokter memvonis kami bahwa kami akan mempunyai anak paling lama 10 tahun dan paling cepat 2 tahun. Dokter memvonis kami demikian. Tapi, apakah kita mau mendengarkan vonis dokter? Kalau kami waktu itu, sepakat menghormati vonis tersebut karena secara medis memang demikian dan tidak salah. Tetapi kami punya sikap. Kami sepakat, bersehati. Kami berulang-ulang juga saling mengajar satu sama lain sebelum punya anak. Setiap pagi kami bangun jam 4 pagi untuk membangun mezbah. Mungkin ada yang berpikir, “Saya sudah membangun mezbah berkali-kali, bertahun-tahun lalu belum ada terjadi apa-apa. Lalu dimana janji Tuhan? Kenapa ada yang belum ada yang sudah? Kenapa ini terjadi dalam kehidupan saya?” Baca Juga Takutlah Kepada Tuhan Saja Setiap pasangan menikah pasti ingin punya anak. Karena anak adalah batu permata yang melengkapi pernikahan. Tapi untuk menantikan kehadiran anak, Anda perlu menjalani prosesnya. Batu permata diproses dengan luar biasa, berhari-hari, minggu-minggu, tahun-tahun dan berulang-ulang itu tidak gampang. Tetapi ketika ada eksistensi, ketelatenan, tanggung jawab dan keberserahan, maka terbentuklah permata yang indah. Janji Tuhan itu Ya’ dan Amin’. Karena seperti anak Tuhan sendiri, kita menyambut kerajaan Allah. Tapi seringkali kita lupa bahwa sebagai wanita juga, kita suka tidak menjaga makanan. Misalnya saat sebelum menikah atau setelah menikah, sebagian wanita punya kebiasaan mengkonsumsi suplemen atau obat pelangsing. Suka tidak teratur makan dan bekerja terlalu banyak. Dan supaya punya lebih cepat anak, seorang wanita perlu mengambil langkah bijak yaitu mulai memperbaiki pola hidup dan menghentikan kebiasaan-kebiasaan yang menghambat kesuburan. Bukan hanya wanita, tapi pria juga bisa lupa bahwa penyebab dia tidak mendapatkan anak lebih cepat mungkin disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaannya di masa lalu seperti merokok, minum, atau mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. Bisa jadi ini adalah penghalang untuk bisa segera punya anak. Akibat dari kebiasaan hidup kita, kita harus menanggung konsekuensinya. Tapi apakah Tuhan mengizinkan hal itu terjadi atas hidup kita? Kadang-kadang Iya. Karena Tuhan mau mempersiapkan kita menjadi orangtua yang baik. Ketika pasangan melewati proses yang panjang untuk mendapatkan anak, maka kemungkinan proses yang lebih sulit ke depan pun bisa dihadapi dengan baik. Jadi, jatuh bangun dalam hidup itu wajar. Karena kita bersama dengan Tuhan yang tidak pernah membiarkan kita jatuh terjerembak. Menjadi orangtua bukan perjalanan yang mudah. Ada masanya orangtua juga berbuat salah kepada anak. Ada banyak orangtua yang tidak mau minta maaf kepada anak. Ada banyak orangtua juga yang mendidik anak hanya dengan verbal saja. BACA HALAMAN BERIKUTNYA -> Sumber Halaman 12Tampilkan Semua
Oleh P. Erianto HasibuanNats Maz. 128 1- 6Apabila saya bertanya kepada kita, pribadi lepas pribadi, apakah anda merasa bahagia saat ini ?, lalu saya bertanya lagi, apakah keluarga anda adalah keluarga yang berbahagia ?. Jawabannya tentu beragam. Mungkin ada yang mengatakan di dalam hati, apa kriteria nya ? saya dan keluarga saya disebut bahagia?, atau ada yang langsung bekata saya saat ini memang berbahagia, demikian juga keluarga saya, setidaknya saya dan pasangan saya masih dapat berangkat bersama ketempat ini, atau ada juga mungkin ibu yang mengatakan ah.. sebetulnya kalau pertanyaan ini deberikan kepada kami pada pekan kedua sebelum natal, pasti jawabannya bahagia, tapi sekarang ? wah sulit untuk jawaban kita akan hal itu, yang pasti bila bapak/ibu, menjawab ia bahagia dan keluarganya bahagia, tentu pasangannya juga menjawab hal yang sama. Jika tidak, kita mungkin perlu atur waktu untuk ketemu dan berbicara lebih jauh, ada apa dengan kebahagiaan di keluarga jenis kebahagiaan seperti ini, ada sebuah kisah tentang seorang moralis yang bernama Tolstoi, semasa hidupnya ia memberitakan pesan-pesan moral seperti damai sejahtera dan hidup penuh dengan toleransi. Tetapi tak lama setelah Tolstoi meninggal dunia, isterinya menulis sebuah buku yang menggemparkan, karena sang isteri menuliskan, selama puluhan tahun saya dan anak-anak hidup bersama dengannya tetapi untuk hitungan jam sekalipun kami tidak pernah merasakan damai sejahtera bersama dia. Istilah ini kemudian berkembang hingga saat ini dengan mengatakan keKristenan Tolstoi bagi mereka yang hanya dapat memberitakan damai sejahtera ataupun Firman Tuhan, tanpa mengimplementasikan dalam akan TuhanBacaan kita Maz. 128 ayat 1 dengan gamblang menyatakan "Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!". Ada 2 unsur penting untuk takut akan Tuhan/Allah 1. Mengenal dia dan memahami siapa sesungghuhnya Dia Amsal 25 "maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah".2. Percaya kepada Tuhan bahwa Dialah pertolongan dan perisai satu-satunya. Maz 11511 "Hai orang-orang yang takut akan TUHAN, percayalah kepada TUHAN! - Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka." => Ayub. 110 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Bagaimana kita dapat memerikasa diri kita pribadi lepas pribadi dan keluarga lepas keluarga bahwa kita Takut akan Tuhan ?, Setidaknya ada 4 tanda-tanda orang yang takut akan Tuhan, yaitu 1. Sangat suka kepada segala perintah Tuhan Maz. 112 1 "Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya."Mereka yang suka segala perintah Tuhan pasti tidak akan melewatkan satu hari pun tanpa menggumuli Firman Tuhan, ia akan memiliki waktu khusus sesibuk apapun dia dalam hidupnya. Saya semasa masih kecil selalu menyaksikan ompung kakek dan nenek saya melakukan hal sangat mengagumkan saya, mereka selalu bernyanyi dan membaca Firman Tuhan dan berdoa bersama setelah bangun pagi, dan sebelum tidur. Hari-hari bahagianya adalah saat ia memiliki kesempatan untuk memperbincangkan Firman Tuhan. Sudah barang tentu hari Minggu bukanlah hari yang membosankan baginya, persekutuan seperti ini juga bagian dari schedule Mengikuti ketetapan-ketetapan Nya dan yang tidak melakukan tentu tidak ingin disebut dengan seorang Kristen Tolstoi. Artinya apa yang kita pelajari dari Firman Tuhan kita melakukannya, sehingga kita dapat menjadi Mengajarkan perintah Allah kepada anak-anaknya. Ul. 4 10 "yakni hari itu ketika engkau berdiri di hadapan TUHAN, Allahmu, di Horeb, waktu TUHAN berfirman kepadaku Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku, maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku, sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka bumi dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka." => Ul. 66-7 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau perintah ini relevan ?. Secara kedokteran didalam otak kita ada ratusan milyar NEURON yaitu sel-sel otak yang saling berhubungan, belajar adalah mencita dan memperkuat jalan dari impuls-impuls listrik menempuh neuron-neuron. Tapi diantara dan tiap hubungan di otak kita ada celah kecil yang disebut SINAPS. Setiap kita belajar sesuatu yang baru, sinyal listrik itu harus melompat celah ini untuk melanjutkan perjalanannya. Cara kerjanya dapat diilustrasikan bagaikan seorang pendaki gunung yang hendak menyeberangi sebuah tebing ke tebing yang lain yang terpisah karena adanya cebuah celah. Si pendaki gunung pada tahap awal harus bersusah payah untuk menyeberanginya dengan menggunakan tali, melemparkannya ke sisi tebing yang lain, kemudian menggunakan tali itu untuk menyeberang. Penyeberangan pertama sangatlah sulit, demikian halnya saat kita mempelajari sesuatu yang baru, pada awalnya adalah sulit, penyeberangan kedua sudah serasa lebih mudah, bahkan pada penyeberangan selanjutnya si pendaki telah dapat membuat jembatan yang menghubungkan kedua sisi gunung tersebut, pada tahapan ini hampir tidak ada lagi kesulitan untuk menyeberangitebing tersebut. Demikian halnya sesuatu yang kita pelajari tersebut pada akhirnya akan serasa begitu mudah. Inila yang disampaikan musa kepada umat Israel dan kita saat ini, yaitu mengajarkan Firman Tuhan berulang-ulang. Tahap awal mungkin begitu sulitnya, saya sendiri membutuhkan waktu 10 tahun untuk mengajak isteri saya untuk memiliki waktu pribadi untuk membaca Firman Tuhan, pada awalnya menurut pengakuannya apa yang saya selalu bicarakan padanya tetntang Firman Tuhan, baginya adalah sesuatu yang membosankan tapi karena dia masih menghormati suaminya ia mendengarkannya walau tidak menyimak. Tetapi tidak ada usah yang sia-sia, saat ini itulah yang dilakukannya kepada saya, dia dengan semangat menceritakan dan mendiskusikan nats yang dibacanya pada hari itu. Kata-kata memang penting untuk mengajar, tetapi contoh yang kita berikan secara konsisten akan mengajar melampaui kata-kata yang dapat kita Hidup Bahagia Pkh. 812 "Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya." => Kis. 931 "Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."Kita dapat melihat sekarang, bahwa setiap keluarga yang takut akan Tuhan adalah keluarga yang memiliki kebahagiaan, karena mereka akan memiliki Damai, sebagaimana jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria yang damai karena penghiburan Roh Kudus. Jadi apa kriteria keluarga anda berbahagia ? bila ada kedamaian di dalamnya, kedamaian yang didasarkan pada pertolongan dan penghiburan Roh Kudus, jadi tidak ada kaitannya saat menerima THR atau Keluarga yang Takut akan Tuhan1. Dapat menikmati hasil jerih payah 2Ulangan 28 1-14 mengajarkan kepada kita bagaimana berkat bagi mereka yang mendahulukan Tuhan artinya mereka yang baik-baik mendengarkan suara Tuhan, dan melakukan dengan setia segala perintahNya, tetapi tidak demikian bagi mereka yang mengabaikan perintah Tuhan sebagai mana umat Israel yang menolak ajakan Nabi Hagai untuk membangun kembali Bait Allah, tetapi umat itu menolak dengan alasan belum saatnya karena mereka beranggapan bahwa Bait Allah sebaiknya dibangun setelah kondisi kehidupan mereka baik, atau dengan kata lain setelah urusan perut dan hidup selesai baru urusan Tuhan. Situasi mengabaikan Tuhan ini berakibat pada keadaan mereka yang tidak dpat menikmati apa yang mereka kerjakan Hag. 16Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!2. Isteri dan Anak menjadi sumber berkat. 3Pohon Anggur dan Zaitun adalah lambang berkat Allah yang tak terhalangi. Isteri seperti pohon anggur yang membutuhkan tunjangan, namun senantiasa memberi lebih banyak dari menerima dalam hal menyediakan kebahagiaan bagi suaminya. Sebagaimana pemazmur menggambarkan Maz 10515 dan anggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati seperti tunas pohon Zaitun yang digambarkan pemazmur menghijau di dalam rumah Allah. Tetapi aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah; aku percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan kita, yang pada saat ini di sapa Tuhan untuk menjadikan keluarga kita menjadi keluarga yang takut akan Tuhan. Karena kita dapat memulai dari sejak dini .Ilustrasi Pada suatu hari, seorang tua yang bijaksana berjalan dengan seorang pemuda yang terkenal tidak bisa bertanggung jawab dan berkepala batu. Orang tua itu menghentikan langkahhnya, lalu menunjuk sebuah pohon oak yang kecil sekali. "Cabutlah pohon itu," katanya. Dengan segera pemuda itu membungkuk dan hanya dengan dua jari saja secara mudah dia dapat mencabut pohon berjalan lebih jauh lagi, orang tua itu berhenti didepan sebuah pohon yang sudah agak besar tubuhnya. "Cabutlah pohon ini," katanya. Sekali lagi pemuda itu menuruti perintah orang tua itu, namun kali ini ia menggunakan kedua tangannya dan tenaganya sekuat mungkin untuk mencabut akar pohon itu. Akhirnya mereka berhenti lagi didepan pohon oak yang besar sekali. "Sekarang, cabutlah pohon ini!" perintahnya lagi."Wah, hal itu tidak mungkin!" protes pemuda itu. "Aku tidak dapat mencabut pohon sebesar ini, untuk memindahkannya diperlukan sebuah buldozer.""Engkau benar sekali," jawab orang tua itu. "Kebiasaan, entakah itu baik ataupun buruk, sama seperti pohon-pohon itu. Kebiasaan yang belum berakar dalam, seperti pohon oak yang masih kecil sekali, dapat dicabut dengan sangat mudahnya. Kebiasaan yang akarnya mulai mendalam adalah seperti pohon yang sudah agak besar tumbuhnya. Untuk mencabutnya diperlukan usaha dan tenaga sekuat mungkin. Kebiasaan yang telah lama sekali sudah terlalu dalam akarnya, sehingga orang itu sendiri tidak mungkin lagi bisa Akhirnya marilah kita memeriksa keluarga lepas keluarga, apakah keluargaku keluarga yang takut kepada Allah ?1. Sudahkah keluarga ku Sangat suka kepada segala perintah Tuhan ?2. Sudakah aku dan keluargaku mengikuti ketetapan-ketetapan Nya dan yang tidak melakukan kejahatan?3. Apakah aku sudah mengajarkan perintah Allah kepada anak-anak ku?4. Sudakah keluarga ku hidup Bahagia?.Berbahagialah kita yang mendapati bahwa keluarga kita adalah keluarga yang Takut akan Tuhan, karena Pemazmur bermazmur Maz. 112 1-4Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk pada Kotbah Minggu 14 September 2008 Pkl. Ibadah Persekutuan Doa Oikumene PDO Villa Ubud Puri Gading Pondok Gede.
Lukas 23 - Orang baik dan atau hamba Tuhan yang takut akan Tuhan, itu biasa dan lumrah. Tapi orang jahat yang takut akan Tuhan, itu luar biasa. Apalagi jika diiringi dengan pertobatan, pasti menyenangkan hati Tuhan dan menyelamatkan dirinya sendiri. Bukankah lebih baik orang jahat yang menjadi baik dari pada orang baik berlaku menjadi jahat? Itulah yang terjadi pada salah seorang penjahat yang ikut disalib bersama Yesus. Di tengah penderitaannya di salib itu, dia masih sempat menyatakan credo pengakuan imannya dan bersaksi tentang Allah. Dia mengaku bersalah setelah mendapatkan hukuman. Karena itu, dia menegor temannya yang teledor menghujat Yesus. Ilustrasi renungan internet Demas atau Dismas, itulah namanya. Dia mengingatkan temannya sesama penjahat itu agar seharusnya takut akan Tuhan. Sebab mereka memang pantas dihukum karena kejahatan mereka, sedangkan Yesus tidak. Yesus tidak bersalah, tapi harus disalib. Padahal Yesus orang benar. Inilah penginjilan seorang penjahat di tengah-tengah penderitaannya. Dia sadar bahwa dia telah bersalah dan berdosa kepada Allah. Inilah pengakuan imannya. Bahwa seharusnya dia dan temannya itu hidup takut akan Tuhan. Apalagi ketika mereka sudah dalam keadaan tak berdaya karena sudah disalib dan sebentar lagi akan meregang nyawa. Seharusnya mereka takut akan Allah dalam situasi seperti itu, sebab tak ada yang dapat menyelamatkan mereka, selain Allah sendiri. Demikian firman Tuhan hari ini. "Tetapi yang seorang menegor dia, katanya "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?" ay 40 Demas adalah penjahat yang takut akan Tuhan. Dia segera sadar bahwa dia dan sahabatnya itu telah bersalah dan layak untuk dihukum akibat segala kejahatan mereka. Karena itu dia menjadi takut akan Allah. Dia menegor dengan keras sahabat itu agar dalam situasi seperti itu justeru mereka harus sadar diri dan takut akan Tuhan. Sebab dalam situasi sesulit apapun, pertolongan tentu hanya akan datang dari Tuhan saja, bukan dan tidak dari siapapun juga. Takut akan Tuhan haruslah menjadi bagian hidup setiap keluarga dan umat Kristen. Artinya, kita semua yang mengaku percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia haruslah hidup takut akan Tuhan. Orang yang hidup takut akan Tuhan adalah orang yang hidup dalam pertobatan, menjauhi kejahatan dan terus konsisten melakukan firman Tuhan. Itulah cara hidup, kepribadian dan jatidiri orang Kristen. Karena orang Kristen hidupnya bergantung penuh kepada kasih karunia, pemeliharaan dan berkat Tuhan Yesus. Di luar itu tidak, karena berasal dari si kita harus hidup takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan berbeda dengan takut kepada "anjing gila" atau takut kepada "hantu" maupun kepada manusia. Sebab jika kita takut kepada "anjing gila," atau kepada orang tertentu, maka kita akan menghindar dan lari dari hadapannya. Sebaliknya, jika kita takut akan Tuhan, kita bukanlah lari dari hadapan Tuhan, tapi kita akan datang kepada-Nya, menyembah, memuji dan memuliakan Dia. Takut akan Tuhan berarti kita mau mengikuti jalan Tuhan. Takut akan "anjing gila" membuat kita kuatir dan gelisah. Tapi takut akan Tuhan akan mendatangkan ketenangan, karena kita telah hidup di dalam Dia. Sebab, takut akan Tuhan berarti kita merasa takjub, bangga dan menyatakan rasa hormat kita kepada-Nya. Hidup takut akan Tuhan berarti bukan hanya melakukan firman-Nya tapi membuat hidup kita erat melekat kepada Tuhan. Dan Tuhan akan mendekap kita dengan cinta kasih sayang-Nya Takut akan Tuhan tidak menimbulkan kegundahan dan kegelisahan seperti kita takut kepada orang, atasan, teman maupun orang jahat. Sebab dalam takut akan Tuhan kita mendapatkan kedamaiaan, sukacita sejahtera, kenyamanan dan keselamatan kekal. Kita justeru akan hidup berlimpah berkat Allah. Itulah yang diketahui dan diimani oleh si jahat yang bertobat di akhir hidupnya. Dia menyesali dirinya yang tidak hidup takut akan Tuhan. Untung saja Tuhan Yesus pengampun, pengasih dan penyayang. Sehingga tidak ada kata terlambat bagi si jahat untuk bertobat. Kita pun demikian. Tersedia pintu pengampunan, keselamatan dan berkat melimpah dari Tuhan jika kita bertobat dan mau hidup takut akan Tuhan. Karena itu, semua kita haruslah hidup takut akan Tuhan, sebab telah tersedia bagi kita kemenangan, keselamatan dan berkat melimpah baik di bumi maupun di sorga mulia bersama Kristus Yesus, Tuhan kita, selamanya. Amin DOA Tuhan Yesus, ajarlah kami selalu hidup takut akan Tuhan dan terus melakukan firman-Mu dalam hidup kami. Amin
keluarga yang takut akan tuhan