Bioteknologikonvensional adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme untuk menghasilkan alkohol asam asetat gula atau bahan makanan seperti tempe tape oncom dan kecap. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan para ahli telah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Setidaknyaada lima dampak negatif bioteknologi yang akan dirasakan ke depannya jika kita terus bergantung pada kemajuan teknologi, diantaranya: Berkurangnya Keragaman Makhluk Hidup Dampak negatif bioteknologi ini bisa menyebabkan berkurangnya keanekaragaman jenis-jenis makhluk hidup yang berada di suatu wilayah. Keuntungandan Kerugian Bioteknologi Konvensional dan Modern A. Bioteknologi Konvensional 1. Keuntungan Bioteknologi Konvensional a. Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman, seperti air susu menjadi yoghurt, mentega, keju. b. Teknologinya relatif sederhana, Adabanyak pertanyaan tentang keuntungan dan kerugian bioteknologi konvensional beserta jawabannya di sini atau Kamu bisa mencari soal/pertanyaan lain yang berkaitan dengan keuntungan dan kerugian bioteknologi konvensional menggunakan kolom pencarian di bawah ini. Jadideh Yoghurt Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana. Bioteknologi ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu: 1. PRO DAN KONTRA BIOTEKNOLOGI Bioteknologi memperoleh tanggapan yang positif dan negatif di masyarakat, karena keuntungan yang diberikan dan kekhawatiran atau kerugian yang ditimbulkannya. Sebagian anggota Keuntunganbagi lingkungan dari tumbuhan tahan hama yaitu menurunnya penggunaan pestisida. Transgenik adalah produk di mana serpihan DNA asing hadir. Sehingga didapatkan pengertian bioteknologi adalah suatu ilmu terapan atau teknologi yang memanfaatkan makhluk hidup sebagai komponen utama dalam pembuatan. . 17 Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Konvensional dan Modern – Sejak ribuan tahun lalu, bioteknologi sudah digunakan dalam kehidupan. Secara umum, bioteknologi terbagi menjadi dua jenis, yakni bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Simak informasi lengkap seputar kelebihan dan kelemahan dari bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern di bawah ini. Berikut Deretan Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Konvensional dan ModernDaftar IsiBerikut Deretan Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Konvensional dan ModernSekilas Tentang BioteknologiApa itu Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern?Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi KonvensionalKelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Modern Daftar Isi Berikut Deretan Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Konvensional dan Modern Sekilas Tentang Bioteknologi Apa itu Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern? Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Konvensional Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Modern Bioteknologi sejatinya adalah suatu teknik modern guna mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi sehingga dapat menjadi suatu produk yang berguna. Sudah sejak zaman dahulu masyarakat menggunakan teknik bioteknologi untuk pembuatan roti, keju atau produksi minuman beralkohol. Ada dua macam bioteknologi, yakni bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Dimana kedua macam bioteknologi tersebut memiliki kelebihan dan kelemahannya tersendiri. Untuk mengulik lebih jauh lagi seputar kelebihan dan kelemahan dari bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern, kamu bisa baca informasi selengkapnya berikut ini. Sekilas Tentang Bioteknologi Dengan bermunculannya ilmu pengetahuan dan meningkatnya alat-alat biologis, maka teknik dikembangkan untuk meningkatkan standar hidup manusia. Salah satu teknik yang terpenting guna meningkatkan standar hidup manusia ini adalah bioteknologi. Sejak ribuan tahun yang lalu, bioteknologi telah dikenal oleh manusia. Jika diartikan, bioteknologi merupakana cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup seperti virus, bakteri dan lain-lain maupun produk dari makhluk hidup seperti enzim dan alkohol dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sederhananya, bioteknologi merupakan ilmu yang berhubungan dengan penerapan sistem biologis dan organisme untuk proses teknis dan industri untuk kesejahteraan manusia. Bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme sudah digunakan lebih dari 6000 tahun untuk menghasilkan produk seperti roti, keju, minuman beralkohol, dan lain-lain. Kini, pemanfaatan bioteknologi sudah merambah hampir ke seluruh aspek kehidupan. Sekarang ini, perkembangan bioteknologi tak hanya didasari pada biologi semata, namun juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lainnya seperti computer, biokimia, biologi molekular, mikrobiologi, kimia, matematika, genetika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi merupakan ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Bioteknologi pada masa ini sudah berkembang sangat pesat, khususnya di negara-negara maju. Kemajuan bioteknologi ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi. Misalnya, rekayasa genetika, DNA rekombinan, kloning, pengembangbiakan sel induk, kultur jaringan, bayi tabung, dan lain-lain. Bahkan kini teknologi juga sudah memungkinkan kita untuk dapat memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik hingga penyakit kronis yang belum dapat disembuhkan. Misalnya seperti kanker ataupun AIDS. Apa itu Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern? Pada dasarnya, bioteknologi dikelompokkan menjadi dua jenis yakni bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Sebelum kamu mengetahui seputar kelebihan dan kelemahan dari keduanya, ada baiknya kamu mengali lebih jauh dulu terkait pengertian dari kedua jenis bioteknologi ini. 1. Bioteknologi Konvensional Mengutip sumber belajar IPA Kemdikbud, bioteknologi konvensional diartikan sebagai bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui proses fermentasi. Biasanya, bioteknologi konvensional dilakukan secara sederhana dan diproduksi tidak dalam jumlah yang besar. Bioteknologi konvensional mempunyai ruang lingkup yang sangat terbatas pada peran mikroorganisme dengan menggunakan teknik fermentasi dalam skala kecil. Dalam proses pembuatannya juga seringkali menggunakan peralatan yang sederhana. Di bidang pangan, teknik fermentasi diartikan sebagai kegiatan mikroba pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Perlu kamu ketahui bahwa fermentasi merupakan proses produksi energi dalam sel keadaan anaerobik tanpa oksigen. Jika melihat secara luas, fermentasi diartikan sebagai semua proses yang melibatkan mikroorganisme guna mendapatkan suatu produk yang merupakan metabolit primer atau sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Beberapa contoh produk bioteknologi konvensional seperti roti, yoghurt keju, kecap, mentega, minuman beralkohol, tempe, dan lain-lain. Sementara di bidang pertanian, contoh produk bioteknologi konvensional berupa kultur jaringan, pembastaran, dan hidroponik. Dan di bidang industri, contoh produk bioteknologi konvensional adalah teknik bioremediasi. Dimana teknik bioremediasi adalah suatu proses pengelolaan limbah yang mengandung zat-zat berbahaya seperti logam berat menjadi limbah yang kurang berbahaya. 2. Bioteknologi Modern Jika bioteknologi konvensional berfokus pada bagaimana cara seleksi alam mikroba, maka maka bioteknologi modern menggunakan rekayasa genetika dalam prosesnya. Dimana rekayasa genetika ini memanfaatkan keterampila manusia dalam melakukan manipulasi makhluk hidup supaya bisa digunakan untuk menciptakan barang yang diinginkan dalam jumlah yang banyak. Adanya bioteknologi konvensional atau modern dapat membantu di bidang konservasi pangan. Dimana bioteknologi modern dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memproduksi suatu bahan pangan dalam jumlah besar. Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Konvensional Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan dari bioteknologi konvensional yang perlu kamu ketahui. Kelebihan Bioteknologi Konvensional Bioteknologi konvensional dapat membuat makanan dan minuman menjadi tahan lama Dengan menggunakan teknik bioteknologi konvensional maka akan cenderung menghemat biaya Dapat meningkatkan nilai gizi dari produk makanan dan minuman Dapat menciptakan sumber makanan baru Kelemahan Bioteknologi Konvensional Bioteknologi konvensional dapat menurunkan plasma nutfah Bioteknologi konvensional juga bisa menimnulkan bahan makanan yang dapat menciptakan alergi Bioteknologi konvensional bisa menganggu keseimbangan ekosistem Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Modern Sementara, di bawah ini merupakan kelebihan dan kelemahan dari bioteknologi modern yang perlu kamu perhatikan. Kelebihan Bioteknologi Modern Bioteknologi modern bermanfaat untuk menciptakan bibit unggul yang nantinya bisa memberikan produk bermutu tinggi secara kualitas dan kuantitas. Selain itu, bioteknologi modern juga bisa meningkatkan sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman. Bioteknologi modern juga bermanfaat untuk lingkungan dan pelestarian. Dengan adanya bioteknologi modern maka bisa membantu mengatasi masalah pelestarian spesies yang sudah langka dan hampir punah. Adanya teknologi transpalantasi nucleus membuat hewan maupun tumbuhan langka dapat dilestarikan. Dengan adanya bioteknologi modern secara tidak langsung juga membantu di bidang kesehatan. Bioteknologi modern dapat menciptakan produk obat untuk segala macam jenis penyakit. Beberapa penyakit kelainan genetis dapat diatasi dengan hormone insulin, antibiotic, terapi gen, vaksin, dan antibody monoclonal. Bioteknologi modern juga bisa menciptakan pemberantas hama secara biologis. Contohnya saja seperti Bacillus thuringensis dan tanaman hama yang di dalam tubuhnya sudah disisipkan gen bakteri. Terakhir, bioteknologi modern juga bisa digunakan untuk mengolah biji besi yang dapat membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energi. Kelemahan Bioteknologi Modern Ada sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa bioteknologi modern yang menyisipkan gen makhluk hidup ke makhluk hidup jenis lainnya bertentangan dengan nilai budaya dan melanggar hukum alam. Bioteknologi modern yang melakukan penyisipan gen babi ke dalam buah semangka dianggap dapat membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Bioteknologi modern dianggap dapat menimbulkan kesenjangan antara negara atau perusahaan yang sudah memanfaatkan bioteknologi dan yang belum memanfaatkan bioteknologi. Teknik pelepasan organisme transgenic ke alam dianggap bisa merusak keseimbangan alam dan kelestarian organisme. Bioteknologi modern juga dianggap dapat menyebabkan pencemaran biologi apabila makhluk hidup transgenik lepas ke alam bebas dan kawin dengan makhluk normal yang nantinya bisa menghasilkan keturunan yang mutan. Demikian informasi yang bisa Mamikos rangkumkan untuk kamu seputar kelebihan dan kelemahan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Mamikos ulangi kembali, bioteknologi dikelompokkan menjadi dua jenis yakni bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi seputar bioteknologi, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasi selengkapnya di sana. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta Bioteknologi merupakan penerapan berbagai bidang ilmu, yaitu prinsip-prinsip biologi, biokimia, ilmu rekayasa, serta ilmu lainnya dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan makhluk hidup dan komponen-komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 87. Istilah Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang artinya makhluk hidup, dan “teknologi” yang bermakna penerapan ilmu pengetahuan untuk membuat suatu cara atau alat untuk memudahkan manusia dalam memecahkan masalah atau membuat produk yang bermanfaat. Sehingga dapat dikatakan pula bahwa pengertian bioteknologi adalah penggunaan organisme atau bagian dari organisme untuk membuat suatu produk atau jasa yang dapat membantu kehidupan manusia. Contoh sederhananya adalah bagaimana kita dapat menggunakan bioteknologi untuk membuat makanan yang lezat, lebih kaya akan nutrisi dan mudah dicerna seperti tempe. Tempe adalah bahan makanan yang dibuat dari fermentasi kedelai dengan bantuan organisme jamur yang terdapat pada ragi. Lalu produk apa lagi yang dapat dihasilkan oleh bioteknologi? Apakah pemanfaatannya hanya sebatas untuk mengolah bahan makanan saja? Simak pemaparan lengkap bioteknologi pada bacaan ini. Perkembangan Bioteknologi Bioteknologi mulai berkembang pesat sejak tahun 1857, setelah Louis Pasteur menemukan hasil fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Pada tahun 1920, proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme sudah banyak digunakan untuk membuat larutan kimia, seperti pembuatan alkohol. Namun pada masa lalu perkembangan bioteknologi masih terbatas pada cara biasa atau konvensional. Perkembangan bioteknologi terus meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan masyarakat. Pesatnya perkembangan bioteknologi modern didukung oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang melibatkan prinsip biokimia, biologi molekuler, dan rekayasa genetika. Dengan demikian, bioteknologi dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Bioteknologi Konvensional Apa itu Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme secara langsung sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa, misalnya jamur dan bakteri yang menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan metabolisme tubuh sehingga diperoleh produk yang diinginkan. Contoh produk bioteknologi konvensional adalah tempe, tapai, yoghurt, keju, dan kecap. Bioteknologi Modern Bioteknologi modern adalah produksi pangan yang dilakukan dengan menerapkan teknik rekayasa genetika, yakni kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan produk baru dengan cara memanipulasi materi genetik, baik dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu. Contoh bioteknologi modern adalah transgenik, cloning, hibridoma, bayi tabung, dan fusi sel. Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern Melalui penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan utama bioteknologi konvensional dan modern adalah Bioteknologi konvensional dilakukan dengan prosedur sederhana serta biaya yang relatif ringan dan menggunakan mikroorganisme secara langsung, seperti bagaimana mikroorganisme dalam ragi akan mengolah kacang kedelai menjadi tempe, tahu, dan tapai. Sementara itu, bioteknologi modern dilakukan menggunakan prosedur rumit dan membutuhkan biaya yang lebih tinggi dan melakukan manipulasi gen terhadap organisme yang akan dihasilkan. Contoh bioteknologi modern di antaranya seperti trangenik sapi yang menghasilkan susu lebih banyak, kultur jaringan pada tebu, anggrek, dan pisang tanpa benih/tanam konvensional, hingga ke teknologi kloning hewan atau duplikasi dna yang sama persis. Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan Bioteknologi banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang di antaranya dalam bidang pangan, pertanian, peternakan, kesehatan, lingkungan, dan forensik Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 55. Bioteknologi Pangan Bioteknologi pangan adalah bioteknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk makanan dengan memanfaatkan mikroorganisme. Contoh produk bioteknologi pangan yaitu tapai, yoghurt, keju, tempe, kecap, roti, dan minuman beralkohol. Berikut adalah penjelasan masing-masing contoh. Tapai Tapai dibuat dengan memanfaatkan mikroorganisme yang ada dalam ragi tapai. Pada pembuatan tapai terlibat kerja sama sinergis antara berbagai mikroorganisme, yaitu Saccharomyces cerevisiae, jamur Aspergillus sp., dan bakteri Acetobacter aceti. Selama pembuatan tapai terjadi pemecahan hidrolisis amilum atau pati menjadi glukosa. Proses ini dibantu oleh jamur Aspergillus sp. Proses inilah yang membuat tapai berasa manis. Glukosa yang dihasilkan dari proses tersebut difermentasi menjadi alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Proses ini menyebabkan tapai memiliki aroma yang khas. Rasa masam pada tapai disebabkan adanya kandungan asam cuka asam asetat. Asam cuka dihasilkan dari proses fermentasi alkohol oleh bakteri Acetobater aceti secara aerob dalam keadaan terdapat oksigen. Fermentasi ini terjadi ketika pembungkus tapai terbuka. Untuk menghindari rasa masam tersebut, maka pembungkus harus ditutup rapat. Yoghurt Yoghurt adalah makanan yang dihasilkan dari fermentasi susu dengan bantuan bakteri Lactobacillus casei, Streptococcus thermophillus, Lactobacillus bulgaricus, dan Bifidobacteria. Makan atau minuman ini kaya akan protein, kalsium, vitamin A, B, C, E, dan vitamin K. Mengonsumsi yoghurt secara teratur memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, di antaranya meremajakan kulit, membantu proses pencernaan, menjaga jantung tetap sehat, mencegah hipertensi, mengurangi risiko osteoporosis, mengatasi jerawat, dan mengurangi kolesterol. Keju Keju merupakan makanan yang dihasilkan dari proses koagulasi atau pengentalan protein kasein susu dengan bantuan rennet dan bakteri asam laktat seperti Lactococcus sp., Lactobacillus bulgaricus, dan Streptococcus thermophillus. Rennet adalah kompleks enzim yang dihasilkan di dalam perut hewan ruminansia hewan memamah biak yang komponen penyusun utamanya adalah enzim renin atau enzim chymosin. Enzim inilah yang berperan penting dalam pemisahan dan pengentalan protein kasein dalam susu, sehingga terbentuk bagian padat yang disebut dengan dadih curd dan bagian yang cair disebut dengan air dadih whey. Dadih tersebutlah yang akan diproses lebih lanjut melalui proses pematangan dan pengemasan sehingga terbentuk olahan makanan yang dikenal dengan keju. Tempe Proses pembuatan tempe melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus. Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Pada proses pertumbuhannya, jamur akan menghasilkan benang-benang yang disebut dengan hifa. Benang-benang itu mengakibatkan biji-bijian kedelai saling terikat dan membentuk struktur yang kompak. Kecap Kecap merupakan salah satu produk hasil bioteknologi yang terbuat dari kacang kedelai. Proses pembuatan kecap melibatkan proses hidrolisis dan fermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus oryzae, Aspergillus sojae, dan Aspergillus wentii. Pada tahap awal pembuatan kecap, kedelai dicuci hingga bersih, kemudian direbus hingga matang. Selanjutnya, kedelai yang telah direbus ditaburi dengan kultur jamur Kemudian, dicampur air garam dalam jumlah tertentu. Setelah beberapa waktu, jamur akan berkembang, menghasilkan enzim yang mampu menghidrolisis amilum menjadi gula sederhana dan menghidrolisis protein menjadi asam amino. Gula sederhana dan asam amino akan mengalami reaksi membentuk ikatan amino-glikosida sehingga menghasilkan warna cokelat gelap. Dari proses tersebut, akan terbentuk campuran butiran biji kedelai dan cairan kental berwarna cokelat gelap. Selanjutnya, campuran ini disaring untuk memisahkan cairan dengan butiran biji kedelai. Cairan cokelat gelap tersebut selanjutnya dipanaskan untuk mematikan jamur maupun bakteri. Cairan inilah yang disebut dengan kecap. Roti Roti adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar utama tepung terigu dan air. Pembuatan roti dan donat memanfaatkan peristiwa fermentasi yang dibantu oleh Saccharomyces cerevisiae. Fermentasi yang dilakukan oleh Saccharomyces cerevisiae menghasilkan banyak gas karbon dioksida dan sedikit alkohol. Gas karbon dioksida akan membuat adonan roti mengembang, sedangkan alkohol akan menghasilkan aroma khas pada adonan roti. Gas karbon dioksida yang terperangkap dalam adonan akan memuai saat adonan dimasukkan ke oven, sehingga membuat roti semakin mengembang, dan meninggalkan rongga dalam roti. Minuman Beralkohol Bioteknologi juga banyak dimanfaatkan dalam pembuatan minuman beralkohol, misalnya bir dan wine. Pembuatan minuman beralkohol melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh Saccharomyces. Jenis Saccharomyces dan jenis bahan baku yang berbeda mampu menghasilkan aroma dan rasa yang khas pada jenis-jenis minuman beralkohol. Lama proses fermentasi memengaruhi jumlah alkohol yang dihasilkan, semakin lama, semakin tinggi kadarnya. Bioteknologi Pertanian Bioteknologi pertanian adalah bioteknologi yang dimanfaatkan untuk membantu dan meningkatkan produksi pertanian meningkat baik dalam segi kualitas maupun kuantitas jumlah. Peningkatan jumlah penduduk menjadi salah satu pemicu sehingga industri pertanian tidak dapat dilakukan secara konvensional lagi. Selain itu, Penerapan bioteknologi modern dalam pertanian berpotensi meningkatkan produksi tanaman budi daya dan mengurangi pemakaian bahan kimia berbahaya seperti pestisida. Bioteknologi modern dalam pertanian dilakukan dengan menerapkan teknik rekayasa genetika. Melalui rekayasa genetika kita dapat menciptakan bibit unggul yang akan memberikan produk bermutu tinggi, misalnya tahan terhadap hama atau mampu menambah nilai gizi, seperti dikembangkannya golden rice yang mengandung vitamin A. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 68 Teknik rekayasa genetika dilakukan melalui beberapa tahapan berikut. Menyiapkan potongan DNA yang mengandung gen tertentu, misalnya gen “tahan serangan hama” dari makhluk hidup lain. Pemotongan DNA dibantu oleh enzim restriksi enzim pemotong. Menyiapkan vektor perantara misalnya menggunakan plasmid Ti yang diambil dari bakteri Agrobacterium tumefaciens atau menggunakan virus tertentu. Plasmid adalah suatu DNA dalam bakteri yang berbentuk sirkuler dan mampu melakukan duplikasi secara mandiri. Secara alami plasmid dapat ditransfer ke dalam sel lain dengan membawa gen tertentu. Menggabung merekombinasi potongan DNA yang mengandung gen tertentu dengan plasmid Ti menggunakan enzim ligase, sehingga dihasilkan plasmid Ti yang telah mengandung gen “tahan serangan hama”. Memasukkan plasmid Ti yang telah mengandung gen “tahan serangan hama” pada sel-sel tanaman. Tanaman akan mendapatkan DNA yang mengandung gen “tahan serangan hama” dan tumbuh menjadi tanaman yang memiliki sifat tahan terhadap serangan hama. Contoh Bioteknologi Pertanian Beberapa contoh penerapan bioteknologi pada bidang pertanian adalah sebagai berikut. Golden Rice nasi yang kaya akan vitamin zat besi dan vitamin A Padi Transgenik menghasilkan lebih banyak beras Tanaman Tahan Hama Kapas Anti Serangga Bunga Antilayu Buah Tahan Busuk Bioteknologi Peternakan Bioteknologi juga banyak diterapkan dalam bidang peternakan, yaitu dengan dikembangkannya hewan transgenik melalui teknik rekayasa genetika. Mulanya kegiatan rekayasa genetik hanya dilakukan pada pengembangan hewan ternak sehingga tahan terhadap penyakit, dan memiliki pertumbuhan yang cepat. Kemudian di bidang peternakan Bioteknologi juga dapat meningkatkan kuantitas produksi susu pada sapi perah. Peningkatan produksi susu dilakukan dengan cara memproduksi hormon bovine somatotropin BST. Bioteknologi Kesehatan Bioteknologi banyak diaplikasikan dalam bidang kesehatan atau bidang medis, misalnya pembuatan antibiotik, vaksin, hormon insulin sintetis, dan antibodi monoklonal. Antibiotik Perkembangan bioteknologi dalam bidang kesehatan dimulai dengan penemuan antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming tahun 1928. Antibiotik adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, khususnya bakteri. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini ilmuwan telah berhasil menemukan berbagai jenis antibiotik yang diperoleh dari berbagai jenis mikroorganisme. Insulin Sintetis Humulin Insulin adalah hormon peptida yang mengatur metabolisme karbohidrat, lemak dan protein dengan meningkatkan penyerapan glukosa dari darah ke sel-sel hati, lemak dan otot rangka. Hal ini sangat penting bagi manusia. Jika seseorang mengidap penyakit diabetes melitus tipe I ia tidak dapat menghasilkan hormon insulin, yang disebabkan rusaknya sel-sel pankreas. Oleh karena itu ia akan memiliki kadar gula dalam darah yang tinggi dan membahayakan nyawa pengidapnya. Melalui bioteknologi, ilmuwan telah dapat memproduksi hormon insulin sintetis seperti hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas manusia. Untuk menghasilkan hormon insulin, DNA yang mengode hormon insulin dalam sel pankreas diambil. Selanjutnya DNA tersebut direkombinasikan ke dalam vektor perantara, misalnya plasmid. Plasmid yang telah mengandung DNA pengode hormon insulin dimasukkan ke dalam sel bakteri E. coli, sehingga bakteri E. coli mengandung DNA pengode hormon insulin. Dengan memiliki DNA tersebut, bakteri mampu menghasilkan hormon insulin. Selanjutnya, hormon insulin yang dihasilkan dimurnikan dan dikemas untuk diberikan pada pasien. Vaksin Vaksin digunakan untuk melakukan vaksinasi, yakni suatu proses peningkatan sistem kekebalan tubuh. Caranya adalah dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh seseorang, sehingga memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Vaksin dapat berupa bakteri dan virus yang telah dilemahkan atau merupakan bagian kecil dari tubuh bakteri atau virus. Bakteri dan virus memiliki protein khusus pada permukaan tubuh luarnya. Jika protein ini dimasukkan ke dalam tubuh manusia, maka sel darah putih limfosit B akan mengenali protein tersebut dan membelah menjadi sel plasma dan sel memori. Setelah dikenali, sel plasma akan menghasilkan antibodi dan melepaskannya ke dalam cairan tubuh. Sel memori akan tetap mengikat antibodi untuk digunakan ketika ada bakteri atau virus yang sebenarnya masuk ke dalam tubuh, sehingga tubuh dapat dengan segera menangkal bakteri atau virus tersebut. Bioteknologi Lingkungan Bioteknologi juga banyak digunakan dalam bidang lingkungan, misalnya melalui bioremediasi, yaitu pemanfaatan bakteri untuk mendegradasi atau menguraikan polutan yang mencemari lingkungan. Misalnya ilmuwan dapat memanfaatkan bakteri dari genus Pseudomonas untuk membersihkan tumpahan minyak. Bakteri Pseudomonas mampu memanfaatkan minyak sebagai sumber energinya dengan cara memecah molekul minyak menjadi karbon dioksida CO2. Namun, yang dilakukan bakteri tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk mempercepat proses tersebut, ilmuwan menambahkan formula yang mengandung senyawa kalium fosfat dan urea sebagai nutrisi tambahan bagi bakteri. Bioteknologi Forensik Forensik merupakan aplikasi teknikteknik dan metode ilmiah yang digunakan untuk menginvestigasi suatu kejahatan atau tindak kriminal. Pada awalnya, untuk mencari atau menginvestigasi pelaku suatu tindak kejahatan hanya menggunakan tes sidik jari saja. Namun, seiring dengan perkembangan bioteknologi, telah ditemukan teknik investigasi yang lebih akurat yaitu melalui teknik DNA fingerprinting atau sidik DNA. DNA fingerprinting adalah teknik yang dilakukan untuk mengidentifikasi seseorang berdasarkan pada profil pita DNA. DNA dapat digunakan sebagai acuan dalam investigasi karena profil DNA unik pada setiap individu dan memiliki keterkaitan dengan profil DNA dalam suatu keluarga. Dampak Negatif Bioteknologi Berdasarkan berbagai uraian di atas, tentunya sudah tidak usah diragukan lagi dampak positif atau manfaat yang diberikan oleh pengembangan bioteknologi. Namun selain memberikan berbagai keuntungan, penerapan bioteknologi juga memiliki dampak negatif, yakni sebaga berikut. Produk bioteknologi hasil rekayasa genetika dapat menyingkirkan plasma nutfah, yaitu jenis makhluk hidup yang masih memiliki sifat aslinya. Produk makanan beralkohol menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan bila dikonsumsi. Tanaman kedelai transgenik yang mengandung gen dari kacang Brazil dapat memicu reaksi alergi pada orang tertentu yang sensitif terhadap kacang Brazil. Perusahaan bermodal besar dapat mengembangkan pertanian transgenik yang dapat meningkatkan hasil panen menjadi sangat berlimpah dengan kualitas sangat baik. Tindakan ini dapat membuat petani tradisional kalah bersaing. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas IX. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. freepik Bioteknologi merupakan ilmu yang memiliki banyak manfaat pada berbagai bidang. - Teman-teman mungkin sudah pernah mendengar tentang cabang ilmu yang bernama bioteknologi modern. Nah, kali ini kita akan belajar tentang bioteknologi modern mengenai berbagai keuntungan yang bisa didapat. Tentunya sebagai cabang ilmu pengetahuan, ada banyak dampak baik yang bisa didapat manusia dari bioteknologi modern. Berikut akan dijelaskan berlebih dulu tentang bioteknologi modern, sebelum dijabarkan berbagai keuntungan yang bisa didapat. Bioteknologi Modern Bioteknologi modern adalah penerapan teknologi modern dalam penggunaan organisme hidup atau bagian-bagiannya, untuk membuat atau memodifikasi produk atau proses untuk tujuan tertentu. Bioteknologi modern meliputi berbagai macam teknologi, termasuk rekayasa genetika, kloning, kultur sel, teknologi DNA, dan teknologi lainnya yang digunakan. Berbagai produk yang bisa dihasilkan dari bioteknologi modern adalah obat-obatan, vaksin, bahan bakar, makanan, dan bahan kimia. Selain itu, tujuan utama bioteknologi modern adalah meningkatkan efisiensi produksi dan memperkenalkan produk-produk baru yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Sehingga bioteknologi modern dapat digunakan untuk mengembangkan tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Jadi, tanaman yang ada di lingkungan kering atau banjir bisa tetap memberikan hasil yang cukup. Selain itu, bioteknologi modern juga dapat digunakan untuk mengembangkan obat-obatan yang lebih efektif dan aman dalam mengobati penyakit tertentu. Baca Juga Manfaat Tekologi Pangan pada Hasil Panen Kacang Kedelai, Materi Kelas 3 SD Tema 7 Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan Bioteknologi adalah penggunaan teknologi pada organisme hidup untuk pengembangan dan peningkatan produk tertentu seperti makanan dan obat-obatan. Bioteknologi diterapkan di berbagai sektor untuk membantu mengoptimalkan kinerja produk dan diterapkan terutama di bidang farmakologi, pertanian, dan lingkungan. Bioteknologi berawal dari zaman kuno ketika teknik memanipulasi makhluk hidup sudah digunakan untuk mendapatkan hasil tertentu, seperti membuat anggur atau roti, yang rahasianya adalah fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme, ragi, yang dikenal sebagai bioteknologi tradisional. Namun, dengan perkembangan berbagai bidang ilmiah, dan terutama yang berkaitan dengan molekul DNA, mereka mengubah cara memanipulasi organisme yang sebagian mengandalkan teknik DNA rekombinan, yang mengarah pada penggunaan teknik rekayasa. genetika, memunculkan bioteknologi modern yang memodifikasi dan mentransfer gen dari satu organisme ke organisme lain, misalnya, menghasilkan insulin manusia dalam bakteri. Selain itu, di bidang genetika, bioteknologi diterapkan dalam kloning reproduksi untuk kasus-kasus infertilitas atau pencegahan penyakit di masa depan, dan kloning terapeutik digunakan untuk pengobatan penyakit degeneratif menggunakan sel punca. Banyak dari penerapan bioteknologi yang menguntungkan bagi umat manusia, tetapi juga menimbulkan kontroversi mengenai konsekuensinya terhadap kesehatan makhluk hidup dan dampak lingkungan serta masyarakat. Di sisi lain, bioteknologi juga merupakan salah satu bidang studi teknik biologi atau bioteknologi. Keuntungan dan kerugian bioteknologi Keuntungan bioteknologi Peningkatan produksi makanan, antibodi dan insulin. Kemungkinan mendapatkan makanan bergizi dengan khasiat obat. Produksi produk biodegradable untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Teknik terapi untuk penyakit yang tidak ada obatnya, seperti kanker. Penggunaan bioremediasi untuk mengendalikan dan menghilangkan pencemaran lingkungan. Kekurangan bioteknologi Gangguan dalam keseimbangan alam. Penggunaan pupuk anorganik secara intensif. Produksi makanan transgenik yang dapat menyebabkan alergi. Produksi sel punca yang menghasilkan stres sel menyebabkan penuaan dini. Penerapan bioteknologi Bioteknologi dalam pengobatan Di bidang ini, bioteknologi merah diterapkan dalam proses medis. Misalnya produksi insulin, obat-obatan, vaksin; manipulasi hewan untuk menggunakan organ dalam transplantasi, produksi antibodi di laboratorium untuk pasien dengan sistem kekebalan yang lemah, terapi untuk pengobatan penyakit seperti kanker, kardiovaskular, sel punca untuk tujuan terapeutik, dll. Bioteknologi di bidang pertanian Bioteknologi hijau disebut strategi ekologi untuk meningkatkan atau memelihara sumber daya alam melalui perbaikan genetik tanaman melalui penggunaan pestisida, pupuk dan lain-lain, serta pengolahan pangan transgenik. Bioteknologi di lingkungan Bioteknologi di lingkungan adalah cara menggunakan proses alam yang terkontrol untuk memperbaiki kondisi ekosistem yang tercemar atau untuk menciptakan solusi yang dapat terurai secara hayati yang mencegah pencemaran. Terkadang makhluk hidup seperti bakteri, alga, tumbuhan antara lain digunakan untuk melakukan proses seperti fermentasi, respirasi aerob dan anaerobik dan lain-lain. Penerapan lain dari bioteknologi lingkungan adalah penggunaan kembali residu atau limbah pertanian untuk produksi energi dan biofuel. Pengertian bioteknologi konvensional – Grameds, Bioteknologi konvensional merupakan bidang keilmuan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seperti bidang ilmu lainnya, bioteknologi seringkali membantu kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan sejahtera. Tahukah Sobat Grameds? Bahwa bioteknologi telah dikenal manusia selama ribuan tahun,lho. Menurut situs Kementerian Lingkungan Hidup LHK, bioteknologi telah digunakan oleh bangsa Babilonia, Mesir, dan Romawi sejak 8000 SM yang sudah mengumpulkan benih untuk ditanam kembali atau mempraktekkan pemuliaan selektif. Belakangan, bioteknologi berkembang pada 6000 SM, digunakan dalam produksi bir, fermentasi alkohol, pembuatan roti, tempe menggunakan ragi. Kemudian, pada 4000 SM, bangsa China membuat yogurt dan keju dengan menggunakan bakteri asam laktat. Produk bioteknologi terus berkembang hingga Robert Hooke menemukan sel di bawah mikroskop pada tahun 1665. Penemuan ini terus dipelajari lebih lanjut hingga akhirnya Gregor Mendel mulai mempelajari penelitian genetika tumbuhan rekombinan pada tahun 1856. Istilah bioteknologi pertama kali dicetuskan oleh seorang insinyur Hungaria, Karl Ereky pada tahun 1919. Saat itu, Ereky mendefinisikan bioteknologi sebagai proses penggunaan teknologi untuk mengubah bahan baku biologi mentah menjadi produk yang bermanfaat. Penafsiran ini tidak jauh berbeda dengan pengertian bioteknologi saat ini. Seiring waktu, bioteknologi konvensional menjadi semakin modern dan mengambil peran yang semakin banyak dalam peradaban manusia. Berawal dari produk pangan, bioteknologi konvensional kini banyak digunakan dalam bidang medis, seperti untuk produksi vaksin, insulin, dan antibiotik. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci tentang bioteknologi konvensional. Ayo Grameds, simak penjelasannya! Pengertian Bioteknologi Konvensional TradisionalCiri-Ciri Bioteknologi Konvensional1. Manusia telah melakukan ini sejak lama2. Menggunakan teknik fermentasi3. Sebagian besar digunakan untuk makanan4. Tidak dimodifikasi secara genetik5. Penggunaan langsung mikroorganismeManfaat Bioteknologi KonvensionalContoh Produk Bioteknologi KonvensionalBidang Pangan1. Tempe2. Kecap3. Oncom4. Tauco4. Yogurt5. Keju6. Mentega7. Roti8. Nata de Coco9. Teh Kombucha10. Minuman BeralkoholBidang Pertanian1. Hidroponik 2. Tumbuhan Mustard AlamiBidang Peternakan1. Domba Ankon2. Sapi JerseyBidang Kesehatan1. Antibiotik 2. VaksinKelebihan dan Kekurangan Bioteknologi KonvensionalPerbedaan Bioteknologi Konvensional dan ModernPenutup Sumber Deepublish Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara langsung agar menghasilkan suatu produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui proses fermentasi. Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan langsung mikroorganisme, seperti bakteri atau jamur. Kemudian, enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan terlibat dalam fermentasi proses peragian untuk menciptakan produk atau jasa juga termasuk dalam bioteknologi konvensional. Dengan menggunakan bakteri tersebut, manusia tidak memanipulasi atau menangani teknik tersebut. Manusia hanya menciptakan kondisi dan makanan yang tepat untuk pertumbuhan bakteri yang optimal. Bioteknologi konvensional seringkali dilakukan secara sederhana dan tidak diproduksi dalam jumlah banyak. Dalam industri makanan, fermentasi adalah aktivitas mikroorganisme dalam makanan untuk mendapatkan produk yang bahwa fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam kondisi anaerobik tanpa oksigen. Bioteknologi konvensional menggunakan prinsip atau metode pembuatan produk tradisional. Misalnya membuat lakban dengan cara menaburkan ragi pada permukaan akar singkong dan diamkan selama 3 hari. Proses ini membutuhkan bantuan mikroorganisme seperti jamur Saccharomyces cerevisiae, jamur Aspergillus sp dan bakteri Acetobacter aceti. Akibatnya, mikroorganisme tersebut mengubah rasa singkong menjadi manis dan beraroma khas. Ciri-Ciri Bioteknologi Konvensional Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang secara langsung menggunakan mikroorganisme untuk menghasilkan makanan. Ciri-ciri bioteknologi konvensional adalah 1. Manusia telah melakukan ini sejak lama Ciri khas bioteknologi konvensional adalah telah dikembangkan dan digunakan oleh manusia sejak lama. bahkan sebelum pembangunan peradaban modern. Menurut Saurabh Bhatia dalam buku History, Scope and Development of Biotechnology 2018 bioteknologi sudah ada sejak tahun 2000 SM ketika manusia melakukan fermentasi untuk menghasilkan makanan, produk dan obat-obatan. 2. Menggunakan teknik fermentasi Ciri berikutnya dari bioteknologi konvensional adalah penggunaan teknik fermentasi. Dilansir dari Science Learning Hub, fermentasi adalah proses mengubah gula menjadi energi oleh mikroorganisme. Manusia menemukan fermentasi secara tidak sengaja dan memfermentasinya sejak lama. Namun, baru dipahami bagaimana fermentasi bekerja ketika Louis Pasteur mengungkapkannya sekitar tahun 1800-an. 3. Sebagian besar digunakan untuk makanan Bioteknologi konvensional terutama digunakan untuk produksi makanan dan minuman. Contoh makanan dan minuman biotek yang umum adalah roti, tahu, tempe, tapai, kecap, acar, acar, kimchi, keju, yogurt, mentega, natto, miso, cuka sari, bir, anggur, dan nata de coco. 4. Tidak dimodifikasi secara genetik Ciri-ciri selanjutnya dari bioteknologi konvensional adalah tidak adanya modifikasi genetik. Bioteknologi konvensional tidak melakukan rekayasa genetika seperti manipulasi gen dalam produksi produknya. 5. Penggunaan langsung mikroorganisme Bioteknologi konvensional ditandai dengan penggunaan bakteri atau mikroorganisme secara langsung dan utuh. Dimana, bakteri tersebut tidak mengalami pra-manipulasi seperti bioteknologi modern. Manfaat Bioteknologi Konvensional Manfaat dari bioteknologi tradisional adalah Menambah kandungan gizi produk pangan berupa makanan dan minuman. Membantu proses peningkatan industri pertanian sebagai komoditas produksi dan industri perdagangan. Menambah jumlah lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Mempromosikan produk industri dalam negeri. Contoh Produk Bioteknologi Konvensional Penerapan bioteknologi konvensional telah merambah beberapa bidang kehidupan manusia seperti pangan, pertanian, peternakan, serta kesehatan dan obat-obatan. Bidang Pangan Ada banyak manfaat ilmu bioteknologi konvensional di bidang pangan. Pasalnya, bidang ini menjadi titik awal pengenalan bioteknologi manusia sederhana pada zaman dahulu. Berikut adalah contoh produk bioteknologi di bidang pangan 1. Tempe Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang sering disantap dan menjadi salah satu favorit dengan nilai gizi yang patut diperhatikan. Dengan kandungan protein yang cukup tinggi, tempe menjadi alternatif sumber protein nabati. Apalagi tempe juga mengandung sejumlah asam amino yang sangat dibutuhkan tubuh manusia. Bagaimana cara membuat tempe? Pembuatan tempe pada dasarnya dilakukan dengan teknik fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan cara menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus pada kedelai. Selama pertumbuhan, jamur akan menghasilkan filamen yang disebut hifa. 2. Kecap Jamur Aspergillus goesia bertanggung jawab untuk membuat kecap. Jamur ini pertama kali tumbuh di dedak gandum. Selain itu, jamur dan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai masak merusak campuran biji-bijian. Setelah mengalami fermentasi karbohidrat jangka panjang, di hasilkanlah kecap Oncom. Pernahkah Grameds makan oncom? 3. Oncom Oncom adalah makanan terkenal di Jawa Barat. Oncom dibuat dari bungkil kedelai atau bungkil kacang dengan menggunakan jamur Neurospora Sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau jingga yang merupakan zat warna alami. 4. Tauco Terbuat dari kacang kedelai, proses pembuatannya mirip dengan pembuatan kecap menggunakan mikroorganisme Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus. Tauco juga merupakan produk fermentasi. 4. Yogurt Yoghurt terbuat dari susu. Yogurt adalah minuman susu fermentasi yang menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri ini akan mengubah laktosa menjadi asam laktat. Efek lain dari fermentasi adalah pemecahan protein susu, yang menyebabkan susu mengental. Inilah yang membuat yogurt asam dan kental. 5. Keju Keju merupakan bahan makanan yang dihasilkan dengan cara memisahkan padatan dari susu melalui proses koagulasi. Penebalan ini dilakukan dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Bakteri ini akan menghasilkan enzim renin, sehingga protein susu akan menggumpal dan memecah susu menjadi dadih dan padatan curd. Selain itu, enzim renin mengubah laktosa dalam susu menjadi asam dan protein dalam dadih. Dadih tersebut kemudian mengalami proses pematangan dan pengemasan hingga membentuk produk olahan yang kita sebut keju. 6. Mentega Mentega dibuat dari susu dengan menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis. Bakteri ini membentuk pengasaman susu. Susu krim memisahkan bagian lemak padat dan bagian cair dipisahkan. Lemak tersebut kemudian diaduk dan dipadatkan untuk membuat mentega instan. 7. Roti Pembuatan roti membutuhkan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae. Mikroorganisme ini akan memfermentasi gula dalam adonan menjadi CO2 dan alkohol menyebabkan adonan mengembang. Selama proses ini, roti tidak mengurai tepung menjadi gula karena tidak menghasilkan enzim amilase. Selain untuk mengembang dan memberi rasa saat dipanggang, uap CO2 yang dihasilkan dari proses fermentasi juga meninggalkan tekstur yang khas dan membuat roti menjadi ringan. 8. Nata de Coco Nata de coco ekstrak kelapa atau air kelapa juga merupakan produk bioteknologi yang umum dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum. Nata de coco terbuat dari air kelapa dengan massa putih halus yang terbentuk dari serat hemiselulosa yang terbentuk pada permukaan media cair tempat hidup bakteri Acetobacter xylinum. 9. Teh Kombucha Selain makanan tersebut, bioteknologi konvensional juga banyak menciptakan produk berupa minuman. Salah satunya adalah teh kombucha yang merupakan produk larutan teh fermentasi dengan kultur mikroba. Penyeduhan teh ini menggunakan enzim tetes tebu sebagai limbah gula yang melimpah. Tetes enzim dikenal sebagai produk sampingan dari produksi gula tebu. Meski begitu, kandungan asam organik dan gulanya cukup tinggi untuk digunakan sebagai sumber nutrisi selama fermentasi. Kultur teh Kombucha sendiri banyak mengandung bakteri dan ragi. Beberapa bakteri yang ada di dalamnya adalah Acetobacter xylinum, Acetobacter aceti, Acetobacter pasteunanus, Brettanamyces bruxellensis. Brettanomyces intermedius, Saccharomyces cerevisiae, Candida forma, Gluconobacter, Mycoderma, Mycotorula, Pichia, Schizosaccharomyces dan Torula. Teh Kombucha dikatakan efektif dalam mengobati stres saraf dan mental, pengerasan pembuluh darah, kelelahan kronis, mencegah penuaan kulit, gangguan usus, menurunkan kolesterol, mengobati kanker usus besar dan kedua kanker payudara. Ini karena kandungan asam dan vitamin yang berbeda. 10. Minuman Beralkohol Penggunaan mikroorganisme ini juga terjadi pada minuman dan produk alkohol seperti produksi tuak, sake, anggur dan bir. Anggur dan sake dapat dihasilkan dari fermentasi beras ketan oleh Aspergillus oryzae. Sedangkan wine dapat dibuat dari buah anggur atau buah-buahan lainnya dengan menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces ayanus melalui fermentasi, dan bir dibuat dari butiran beras yang sebelumnya telah diubah menjadi malt yang mengandung enzim amilase. Bidang Pertanian Dalam bidang pertanian bioteknologi yang umum terlihat di masyarakat antara lain 1. Hidroponik Hidroponik adalah metode pertanian yang tidak menggunakan tanah sebagai media tanam. Media tanam biasanya menggunakan batu apung, kerikil, sekam padi, serbuk gergaji, wol batu, dll. Teknik bercocok tanam ini mulai banyak diterapkan oleh masyarakat perkotaan karena seringkali lahan perkotaan tidak seluas pedesaan. Teknik ini dapat dilakukan dalam skala kecil. Entah itu sekedar hobi atau bisnis skala menengah ke atas yang berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan. Namun, untuk budidaya hidroponik skala besar di Indonesia, ada banyak hal yang harus diperhatikan, termasuk pemilihan tanaman. Cara bercocok tanam/budidaya tanaman tertentu, dengan menggunakan atau menggunakan air untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman itu sendiri dan tanpa menggunakan lahan. Biasanya kebutuhan air untuk menanam tanaman membutuhkan input air yang banyak, namun tidak untuk tanaman hidroponik karena cara menanam tanaman sudah menggunakan air. Cara menanam tanaman dengan menggunakan air ini sebenarnya cukup efektif dan efisien, tidak jarang banyak orang yang menanam secara hidroponik di tempat yang tidak memiliki banyak air atau minim persediaan air. Pengertian hidroponik menurut para ahli adalah suatu bentuk menanam tanaman tanpa tanah, tetapi menggunakan air sebagai media tumbuh dengan meningkatkan kebutuhan nutrisi tanaman. 2. Tumbuhan Mustard Alami Tumbuhan mustard alami mengalami seleksi manusia untuk menghasilkan brokoli, kembang kol, dan kubis. Bidang Peternakan Bioteknologi konvensional juga banyak diterapkan di bidang peternakan, contoh penerapannya adalah sebagai berikut. 1. Domba Ankon Domba ankon adalah domba yang berkaki pendek dan bengkok karena proses mutasi alami. 2. Sapi Jersey Sapi jersey adalah sapi penghasil susu yang mengandung lebih banyak krim setelah dimutasi oleh manusia. Bidang Kesehatan Dalam bidang kesehatan dunia, bioteknologi juga banyak diterapkan untuk menghasilkan obat-obatan seperti 1. Antibiotik Antibiotik adalah produk medis yang terbuat dari jamur dan bakteri. Dengan kemajuan kimia organik, antibiotik kini juga dapat diproduksi dengan sintesis kimia. Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri penyebab infeksi. Contoh antibiotik adalah penisilin dan streptomisin. Antibiotik digunakan untuk mengobati atau mencegah tidak hanya infeksi bakteri, tetapi terkadang juga infeksi protozoa. Antibiotik dapat diberikan sebagai tindakan pencegahan profilaksis yang terbatas pada individu berisiko tinggi seperti orang dengan sistem kekebalan yang lemah terutama dalam kasus infeksi HIV untuk mencegah pneumonia, orang yang memakai obat imunosupresif, pasien kanker, dan orang yang memiliki baru saja menjalani operasi. Semua antibiotik harus dikonsumsi sampai habis. Hal ini untuk memastikan bahwa semua mikroorganisme patogen dimusnahkan untuk menghindari munculnya mikroorganisme yang akan menjadi resisten atau kebal. 2. Vaksin Vaksin adalah produk yang meningkatkan kekebalan tubuh dengan menggunakan mikroorganisme atau bagiannya yang telah dibunuh terlebih dahulu. Vaksin dapat bersifat profilaksis mencegah atau memperbaiki efek infeksi di masa depan oleh patogen asli atau “liar” atau terapeutik misalnya vaksin anti kanker yang sedang dipelajari. Proses pemberian vaksin ke dalam tubuh disebut vaksinasi atau pemvaksinan dengan cara disuntikkan ke dalam otot atau dengan cara disuntikkan secara intramuskular, biasanya ke dalam otot deltoid, seperti vaksin flu, vaksin HPV, dan vaksin cacar air. Metode ini dianggap sebagai tindakan pencegahan yang paling efektif. Sebuah laporan oleh Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan bahwa hingga 20 jenis infeksi dapat dikendalikan dan dicegah dengan vaksin yang telah disetujui. Kelebihan dan Kekurangan Bioteknologi Konvensional Kelebihan Bioteknologi Konvensional Relatif mudah Teknologi yang relatif sederhana Efek jangka panjang umumnya diketahui karena sistemnya sudah mapan. Kekurangan Bioteknologi Konvensional. Perbaikan sifat genetis tidak terarah Tidak memecahkan masalah inkompatibilitas genetik Hasil tidak dapat diprediksi Waktu untuk membuat aliran baru relatif lama Seringkali tidak mungkin mengatasi keterbatasan alami dalam sistem tanaman, seperti masalah hama. Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern Sementara bioteknologi konvensional berfokus pada seleksi alam mikroorganisme, bioteknologi modern menggunakan rekayasa genetika dalam proses ini. Rekayasa genetika menggunakan keterampilan manusia untuk memanipulasi organisme hidup sehingga dapat digunakan untuk menciptakan barang yang diinginkan di bidang produksi pangan, seperti tanaman transgenik. Bioteknologi konvensional dan modern dapat digunakan untuk mengawetkan makanan. Bioteknologi konvensional digunakan untuk meningkatkan nilai gizi dan cita rasa suatu bahan pangan sedangkan bioteknologi modern berperan sebagai sarana untuk menghasilkan suatu bahan pangan dalam dalam jumlah yang besar. Penutup Demikian ulasan mengenai pengertian bioteknologi konvensional, ciri-ciri, manfaat, dan contoh produknya. Buat Grameds yang ingin lebih tahu tentang ilmu bioteknologi lainnya kamu bisa mengunjungi untuk mendapatkan buku-buku terkait. Sebagai SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Ziaggi Fadhil Zahran BACA JUGA Bioteknologi Konvesional & Bioteknologi Modern Fungsi Hidung dan Bagian-Bagiannya Struktur dan Fungsi Lambung Pada Manusia Fungsi Usus Halus dan Bagian-bagiannya Ekolokasi Pengertian, Prinsip, Cara Kerja, dan Contohnya ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

keuntungan dan kerugian bioteknologi konvensional