KeutamaanMenghafal Hadits Arbain. Beberapa hadis diriwayatkan oleh ulama mengisyaratkan keutamaan menghafal 40 Hadis, riwayat-riwayat tersebut ada yang berkatagori hadis daโif, ada juga yang hasan. Beberapa diantaranya dinukil oleh Imam al-Nawawi dalam al-Arbaโinnya dengan menegaskan bahwa riwayatnya diriwayatkan dari beberapa orang
Haditsini memuat kaidah penting tentang kewajiban menghilangkan mudarat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Hadits ini bersifat khabar (informasi) dari sisi redaksinya namun secara makna mengandung larangan. ๐ Perbedaan Dharar & Dhirฤr. Dharar adalah perbuatan yang memudaratkan diri sendiri secara sengaja maupun tidak sengaja.
Haditsini terdapat dalam kitab Muslim dari Abu Hurairah, ia berkata : โRasulullah berkhutbah dihadapan kami, sabda beliau : Wahai manusia, Allah telah mewajibkan kepada kamu haji, karena itu berhajilah, lalu seseorang bertanya : Wahai Rasulullah apakah setiap tahun ?, Rasulullah diam, sampai orang itu bertanya tiga kali, lalu Rasulullah
BeliBuku Syarah Hadist Arbain Imam Nawawi Penjelasan Tentang 42 Hadits Pokok-Pokok Agama Islam karya Syaikh Muhammad bin Shalih. Harga Murah di Lapak Media Dakwah. Telah Terjual Lebih Dari 1. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Apabila ada keterlambatan pengirima, kami hanya bisa membantu komplain ke pihak ekspedisi mengenai hal
Tulisantentang โHadits Arbain ke-9 : Kerjakan Perintah Semampunya dan Jangan Banyak Bertanyaโ ini adalah ringkasan yang bisa kami ketik dari kajian Kitab Al-Arbaโin An-Nawawiyah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. hafizhahullahu taโala. Hadits Arbain ke-9 : Kerjakan Perintah Semampunya dan Jangan Banyak Bertanya.
Dalamriwayat Muslim : โBarangsiapa melakukan suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolakโ) (HR Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718). Penjelasan: Bidโah secara bahasa berasal dari kata โAl bidaโโ yang berarti: menciptakan, menjadikan, atau menemukan sesuatu tanpa contoh sebelumnya. Seperti firman Allah: โ (Allah
. Hadits 9 Arbain NawawiKitab Arbain Nawawi atau Al-Arba'in An-Nawawiyah Arabุงูุฃุฑุจุนูู ุงูููููุฉ kitab hadis 40 hadis masyhur pilihan. Arbaโรฎn artinya 40 , akan tetapi hadis dalam kitab arbain nawawi tidaklah persis 40, melainkan 42 hadits. Arbaรฎn Nawawiyah yang disusun oleh Imam an-Nawawi, ia memuat sekumpulan hadits namun sanadnya tidak disebut secara lengkap dan disandarkan kepada penulis kitab utama mislanya al-Bukhรขri, muslim dan lain-lain. Hadits-hadits dalam kitab Arbaรฎn Nawawiyah merupakan landasan atau fondasi dalam agama Islam. Sebagian ulama berpendapat bahwa ajaran Islam, atau setengahnya, atau sepertiganya berlandaskan pada hadits-hadits dalam kitab ini Imam an-Nawawi, al-Arbaโรฎn an-Nawawiyah, Beirut Dar el-Minhaj, cetakan pertama, 2009, h. 44Penyusun atau pengarang kitab arbain nawawi adalah Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi ุงูุฅู
ุงู
ุงูุนูุงู
ุฉ ุฃุจู ุฒูุฑูุง ู
ุญูู ุงูุฏูู ุจู ุดุฑู ุงููููู ุงูุฏู
ุดูู, atau lebih dikenal sebagai Imam Nawawi, adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi' ini adalah Hadits Ke 9 Sembilan dalam Kitab Arbain Nawawi bertulisan Arab harakat beserta terjemahan artinya dalam bahasa indonesia, dengan disertai penjelasan syarh Hadits Ke 9 sembilan Kitab Arbain Nawawiุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุญูู
ููู ุจููู ุตูุฎูุฑู ุฑูุถููู ุงูููู ุนูููููุ ููุงูู ุณูู
ูุนูุชู ุฑูุณููููู ุงูููู ๏ทบ ูููููููู ู
ูุง ููููููุชูููู
ู ุนููููู ููุงุฌูุชูููุจููููุ ููู
ูุง ุฃูู
ูุฑูุชูููู
ู ุจููู ููุงููุนููููุง ู
ููููู ู
ูุง ุงุณูุชูุทูุนูุชูู
ูุ ููุฅููููู
ูุง ุฃููููููู ุงูููุฐููููู ู
ููู ููุจูููููู
ู ููุซูุฑูุฉู ู
ูุณูุงุฆูููููู
ู ููุงุฎูุชููุงููููู
ู ุนูููู ุฃูููุจูููุงุฆูููู
ูยป ุฑูููุงูู ุงูุจูุฎูุงุฑูููู Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, โApa yang aku larang bagi kalian maka jauhilah, dan apa yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakan semampu kalian. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi para Nabi.โ HR. Al-Bukhari no. 7288 dan Muslim no. 1337Pelajaran 1. Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah .2. Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan dan dia hanya mampu sebagiannya saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu Allah tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara yang Menolak keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan Wajib mengikuti Rasulullah , taโat dan menempuh jalan keselamatan dan Al Hafiz berkata Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan perkara yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat tersebut belum dibutuhkan.
Anda yang pernah belajar di Pondok Pesantren tentu sudah tidak asing lagi dengan kumpulan hadits yang satu ini. Kumpulan hadits karya imam Nawawi ini memang cukup terkenal dan cukup mudah untuk dipelajari tidak hanya di Indonesia namun di seluruh dunia dan menjadi salah satu rujukan umat islam didunia. Hadits arbain nawawi ini sendiri berjumlah 42 hadits sesuai namanya. Pada awalnya, beliau mengumpulkan hadits berjumlah 42 ini agar memudahkan umat islam menghafal hadits karena siapapun yang mampu hafal sekitar 40 hadits dimana didalamnya mengandung perkara-perkara agama maka Allah akan dibangkitkan bersama para Fuqaha dan ulama. Tentang Hadits Nomor 9 Hadits Arbain Nawawi Mempelajari kitab Hadits arbain nawawi ini memang cukup penting karena didalamnya cukup runtut dimana pada bab awal tentang niat dalam melakukan sesuatu. Salah satu hal yang akan dibahas disini adalah pada hadits nomor 9 di kitab arbain nawawi. Pada bab ini disebutkan bahwa Rasulullah SAW menyuruh kita sebagai umatnya melaksanakan perintah sesuai dengan kemampuan. Untuk mengetahui tentang isi hadits, berikut ini isi hadits Arbain yang artinya Dari Abu Hurairah Adurrahman bin Sakhr ia berkata Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, โApa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintah maka hendaklah kalian laksanakan. Sungguh kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka yang tidak berguna dan penentang nabi-nabi mereka HR. Bukhori dan Muslim. Pada kutipan arti hadits diatas yang berasal dari kitab Hadits arbain nawawi terdapat juga pada kitab Muslim. Pada isi hadits tersebut disebutkan bahwa kita tidak boleh menghindari apa yang diperintahkan kepada kita. Selain itu, pada hadits ini juga disebutkan secara implicit bahwa siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan maka mereka bisa melakukannya semampu mereka. Hal itu sesuai dengan perintah Allah yang terdapat QS. At-Taghabun ayat 16 dimana manusia diwajibkan bertaqwa sesuai dengan kemampuan mereka. Faedah Hadits arbain nawawi Sobat Cahaya islam, jika kita membaca dan mempelajari hadits nomor Sembilan pada kitab Arbain Nawawi tersebut maka kita akan mendapatkan beberapa faedah. Salah satu satu faedah mempelajari Hadits arbain nawawi nomor 9 ini adalah kita tidak boleh melakukan perbuatan yang sudah jelas dilarang dan kita wajib menjauhi kecuali jika kita dalam keadaan darurat yang membolehkan suatu perkara yang sebelumnya dilarang. Selain itu, kita juga wajib mengerjakan apa yang telah diperintahkan. Hal ini juga berlaku selama tidak dalil yang mengatakan bahwa sesuatu perintah disunahkan. Faedah lain yang bisa kita temukan pada Hadits arbain nawawi nomor 9 ini adalah mudahnya agama islam untuk dilaksanakan. Islam mengajarkan bahwa seorang hamba wajib mengerjakan apa yang diperintahkan sesuai dengan kemampuan mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan sesuatu. Dengan kata lain, jika seseorang tidak mampu mengerjakan apa-apa yang diperintahkan, maka ia hanya cukup mengerjakan apa yang mampu mereka kerjakan. Disini kita melihat contoh orang yang sholat. Jika mereka tidak mampu berdiri, mereka bisa duduk, duduk tidak mampu, maka mereka bisa dengan berbaring. Banyak sekali Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk mengerjakan sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan faedah terakhir yang kita bisa dapatkan dari Hadits arbain nawawi nomor 9 sembilan adalah kita tidak boleh banyak bertanya dan menyelisihi para nabi karena hal tersebut telah membinasakan orang-orang/ umat jaman dahulu. Hanya pada hadits nomor 9 saja Sobat Cahaya Islam mampu mempelajari berbagai hal tentang islam, apalagi jika kita mempelajari seluruh isi kitab ini, sudah barang tentu kita mendapatkan banyak faedah tentang agama islam untuk semesta alam.
Terjemah dan Syarah Hadits Arbain Nawawi Ke 9 Tentang Melaksanakan Perintah Sesuai Kesanggupan ุงูุญุฏูุซ ุงูุชุงุณุน ุนู ุฃุจู ูุฑูุฑุฉ ุนุจุฏุงูุฑุญู
ู ุจู ุตุฎุฑ ุฑุถู ุงููู ุนูู ูุงู ุณู
ุนุช ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ูููู ู
ุง ูููุชูู
ุนูู ูุงุฌุชูุจูู ูู
ุง ุฃู
ุฑุชูู
ุจู ูุฃุชูุง ู
ูู ู
ุง ุงุณุชุทุนุชู
, ูุฅูู
ุง ุฃููู ุงูุฐูู ู
ู ูุจููู
ูุซุฑุฉ ู
ุณุงุฆูู
ูุงุฎุชูุงููู
ุนูู ุฃูุจูุงุฆูู
Terjemahan Dari Abu Hurairah, 'Abdurrahman bin Shakhr radhiallahu 'anh, ia berkata Aku mendengar Rasulullah bersabda "Apa saja yang aku larang kamu melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamu. Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi mereka tidak mau taat dan patuh" [Bukhari no. 7288, Muslim no. 1337] Penjelasan Hadits ini terdapat dalam kitab Muslim dari Abu Hurairah, ia berkata โRasulullah berkhutbah dihadapan kami, sabda beliau Wahai manusia, Allah telah mewajibkan kepada kamu haji, karena itu berhajilah, lalu seseorang bertanya Wahai Rasulullahโฆ apakah setiap tahun ?, Rasulullah diam, sampai orang itu bertanya tiga kali, lalu Rasulullah bersabda Kalau aku katakana โyaโ niscaya menjadi wajib dan kamu tidak akan sanggup melakukannya, kemudian beliau bersabda lagi Biarkanlah aku dengan apa yang aku diamkan, karena kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi mereka. Maka jika aku perintahkan melakukan sesuatu, kerjakanlah menurut kemampuan kamu, tetapi jika aku melarang kamu melakukan sesuatu, maka tinggalkanlah. Laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah adalah Aqraโ bin Habits, demikianlah menurut suatu riwayat. Para ahli ushul fiqh mempersoalkan perintah dalam agama, apakah perintah itu harus dilakukan berulang-ulang ataukah tidak. Sebagian besar ahli fiqh dan ahli ilmu kalam menyatakan tidak wajib berulang-ulang. Akan tetapi yang lain tidak menyatakan setuju atau menolak, tetapi menunggu penjelasan selanjutnya. Hadits ini dijadikan dalil bagi mereka yang bersikap menanti netral, karena sahabat tersebut bertanya โApakah setiap tahun?โ sekiranya perintah itu dengan sendirinya mengharuskan pelaksanaan berulang-ulang atau tidak, tentu Rasulullah tidak menjawab dengan kata-kata โKalau aku katakan โyaโ, niscaya menjadi wajib dan kamu tidak akan sanggup melakukannyaโ Bahkan tidak ada gunanya hal tersebut ditanyakan. Akan tetapi secara umum perintah itu mengandung pengertian tidak perlu dilaksanakan berulang-ulang. Kaum muslim sepakat bahwa menurut agama, bahwa haji itu hanya wajib dilakukan satu kali seumur hidup. Kalimat, โBiarkanlah aku dengan apa yang aku diamkanโ secara formal menunjukkan bahwa setiap perintah agama tidaklah wajib dilaksanakan berulang-ulang, kalimat ini juga menunjukkan bahwa pada asalnya tidak ada kewajiban melaksanakan ibadah sampai datang keterangan agama. Hal ini merupakan prinsip yang benar dalam pandangan sebagian besar ahli fiqh. Kalimat, โKalau aku katakan โyaโ tentu menjadi wajibโ menjadi alasan bagi pemahaman para salafush sholih bahwa Rasulullah mempunyai wewenang berijtihad dalam masalah hukum dan tidak diisyaratkan keputusan hukum itu harus dengan wahyu. Kalimat, โapa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamuโ merupakan kalimat yang singkat namun padat dan menjadi salah satu prinsip penting dalam Islam, termasuk dalam prinsip ini adalah masalah-masalah hukum yang tidak terhitung banyaknya, diantaranya adalah sholat, contohnya pada ibadah sholat, bila seseorang tidak mampu melaksanakan sebagian dari rukun atau sebagian dari syaratnya, maka hendaklah ia lakukan apa yang dia mampu. Begitu pula dalam membayar zakat fitrah untuk orang-orang yang menjadi tanggungannya, bila tidak bisa membayar semuanya, maka hendaklah ia keluarkan semampunya, juga dalam memberantas kemungkaran, jika tidak dapat memberantas semuanya, maka hendaklah ia lakukan semampunya dan masalah-masalah lain yang tidak terbatas banyaknya. Pembahasan semacam ini telah populer didalam kitab-kitab fiqh. Hadits diatas sejalan dengan firman Allah, QS. At-Taghabun 6416, โMaka bertaqwalah kepada Allah menurut kemampuan kamuโ Adapun firman Allah, QS. Ali Imraan 3102, โWahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan taqwa yang sungguh-sungguhโ ada yang berpendapat telah terhapus oleh ayat diatas. Sebagian ulama berkata Yang benar ayat tersebut tidak terhapus bahkan menjelaskan dan menafsirkan apa yang dimaksud dengan taqwa yang sungguh-sungguh, yaitu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah, dan Allah memerintahkan melakukan sesuatu menurut kemampuan, karena Allah berfirman, QS. Al-Baqarah 2286, โAllah tidak membebani seseorang diluar kemampuannyaโ dan firman Allah dalam QS. Al-Hajj 2278, โAllah tidak membebankan kesulitan kepada kamu dalam menjalankan agamaโ Kalimat, โapasaja yang aku larang kamu melaksanakannya, hendaklah kamu jauhiโ maka hal ini menunjukkan adanya sifat mutlak, kecuali apabila seseorang mengalami rintangan /udzur dibolehkan melanggarnya, seperti dibolehkan makan bangkai dalam keadaan darurat, dalam keadaan seperti ini perbuatan semacam itu menjadi tidak dilarang. Akan tetapi dalam keadaan tidak darurat hal tersebut harus dijauhi karena ada larangan. Seseorang tidak dapat dikatakan menjauhi larangan jika hanya menjauhi larangan tersebut dalam selang waktu tertentu saja, berbeda dengan hal melaksanakan perintah, yang mana sekali saja dilaksanakan sudah terpenuhi. Inilah prinsip yang berlaku dalam memahami perintah secara umum, apakah suatu perintah harus segera dilakukan atau boleh ditunda, atau cukup sekali atau berulang kali, maka hadits ini mengandung berbagai macam pembahasan fiqh. Kalimat, โSesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi merekaโ disebutkan setelah kalimat, โbiarkanlah aku dengan apa yang aku diamkan kepada kamuโ maksudnya ialah kamu jangan banyak bertanya sehingga menimbulkan jawaban yang bermacam-macam, menyerupai peristiwa yang terjadi pada bani Israil, tatkala mereka diperintahkan menyembelih seekor sapi yang seandainya mereka mengikuti perintah itu dan segera menyembelih sapi seadanya, niscaya mereka dikatakan telah menaatinya. Akan tetapi, karena mereka banyak bertanya dan mempersulit diri sendiri, maka mereka akhirnya dipersulit dan dicela. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam khawatir hal semacam ini terjadi pada umatnya.
Hadits Arbain Ke 9 โ Kerjakan Perintah Semampunya dan Jangan Banyak Bertanya merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, dalam pembahasan Al-Arbaโin An-Nawawiyah ุงูุฃุฑุจุนูู ุงูููููุฉ atau kitab Hadits Arbain Nawawi Karya Imam Nawawi rahimahullahu taโala. Kajian ini disampaikan pada 12 Dzul Hijjah 1440 H / 13 Agustus 2019 M. Status Program Kajian Kitab Hadits Arbain Nawawi Status program kajian Hadits Arbain Nawawi AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Selasa sore pekan ke-2 dan pekan ke-4, pukul 1630 - 1800 WIB. Download juga kajian sebelumnya Hadits Arbain Ke 8 โ Mengajak Kepada Kalimat Syahadat Ceramah Agama Islam Tentang Hadits Arbain Ke 9 โ Kerjakan Perintah Semampunya dan Jangan Banyak Bertanya Kita akan mempelajari bersama hadits Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang merupakan hadits ke 9 dari rangkaian Al-Arbaโin An-Nawawiyah. Dalam hadits ini Abu Hurairah mengatakan ุณูู
ูุนูุชู ุฑูุณููููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ูููููููู ู
ูุง ููููููุชูููู
ู ุนููููู ููุงุฌูุชูููุจูููููุ ููู
ูุง ุฃูู
ูุฑูุชูููู
ู ุจููู ููุฃูุชููุง ู
ููููู ู
ูุง ุงุณูุชูุทูุนูุชูู
ูุ ููุฅููููู
ูุง ุฃููููููู ุงูููุฐููููู ู
ููู ููุจูููููู
ู ููุซูุฑูุฉู ู
ูุณูุงุฆูููููู
ู ููุงุฎูุชููุงูููููู
ู ุนูููู ุฃูููุจูููุงุฆูููู
ู . ุฑูููุงูู ุงูุจูุฎูุงุฑูููู ููู
ูุณูููู
ู โSaya telah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda apa-apa yang aku larang hendaknya kalian menjauhinya dan apa-apa yang aku perintahkan kepada kalian hendaknya kalian melakukannya semampu kalian. Karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah binasa karena banyaknya pertanyaan mereka dan perselisihan mereka kepada Nabi-Nabi mereka.โ HR. Al-Bukhari dan Muslim Sirah Singkat Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu Hadits ini adalah hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dan diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu. Dan ini adalah hadits pertama Abu Hurairah dalam Arbaโin An-Nawawiyah. Beliau adalah Abdurrahman bin Sakhr Ad-Dausi Radhiyallahu Anhu yang merupakan salah satu sahabat mulia, sahabat penuntut ilmu. Dan saking giatnya beliau akhirnya beliau menjadi sahabat dengan riwayat hadits paling banyak. Makanya kita sering mendengar di berbagai kajian tentang hadits, โdari Abu Hurairah, dari Abu Hurairah, dari Abu Hurairahโ. Sering sekali nama beliau disebut karena memang beliau adalah sahabat dengan riwayat hadits paling banyak. Riwayat hadits beliau mencapai lebih dari hadits. Uniknya, beliau mengumpulkan semua hadits itu hanya dalam 4 tahun saja. Karena beliau baru masuk Islam pada tahun 7 Hijriyah. Yakni 4 tahun sebelum meninggalnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Namun karena kegigihan beliau akhirnya beliau bisa mengejar ketertinggalan bahkan bisa mengalahkan para sahabat senior dari sisi pengumpulan hadits dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan riwayat hadits dari beliau. Sungguh pada kisah beliau ini ada pelajaran penting bagi kita bahwasanya kalau ada di antara kita yang agak terlambat dalam mencintai ilmu agama, baru tertarik belajar ilmu agama saat usia kita sudah tidak belia lagi, maka jangan pesimis, jangan putus asa, anda bisa menjadi seperti Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu. Dia terlambat tapi akhirnya bisa mengejar bahkan mengalahkan orang-orang yang sebelumnya. Itu kalau kita bersungguh-sungguh dan menggunakan metode yang benar dalam menuntut ilmu. Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu meninggal pada tahun ke-59 Hijriah. Ini adalah sedikit tentang sirah beliau. Pembahasan Hadits Arbain Ke 9 Hadits ini firman Allah Subhanahu wa Taโala ููู
ูุง ุขุชูุงููู
ู ุงูุฑููุณูููู ููุฎูุฐูููู ููู
ูุง ููููุงููู
ู ุนููููู ููุงูุชููููุง โApa-apa yang Allah bawa kepada kalian maka ambilah dan apa-apa yang beliau larang maka jauhilah.โ QS. Al-Hasyr[59] 7 Hadits ini menafsirkan dengan beberapa tambahan. Karena di sini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda ู
ูุง ููููููุชูููู
ู ุนููููู ููุงุฌูุชูููุจููููู Beliau dahulukan larangan dahulu.. Apa apa yang aku larang, maka jauhilah. Dan apa-apa yang aku perintahkan maka lakukanlah semampu kalian. Beliau membedakan antara larangan dengan perintah. Untuk larangan, beliau memerintahkan kita untuk menjauhinya secara mutlak. Sedangkan untuk perintah, beliau memerintahkan kita untuk melakukan perintah tersebut semampu kita. Kenapa demikian? Karena untuk menghindari larangan kita semuanya bisa. Sedangkan untuk menjalankan suatu perintah maka sebagian kita bisa dan sebagian tidak. Maka kita hanya dituntut untuk melakukan perintah tersebut semampu kita. Dalam kehidupan sehari-hari kita kalau ada orang yang mengatakan, โJangan masuk ke rumah ini.โ Maka kita bisa dikatakan bahwasanya semua orang bisa menjauhi perintah itu. Sangat mudah sekali. Dengan diam saja/tidak masuk ke rumah itu, kita sudah menjauhi larangan tersebut. Sebaliknya, kalau dikatakan kepada kita, โAngkatlah barang ini.โ Maka kita tidak bisa menjalankan perintah tersebut kecuali dengan mengangkat barang itu, tidak bisa hanya diam saja. Kalau barang tersebut berat, belum tentu kita bisa melakukannya. Kalau barang tersebut banyak, belum tentu kita membawa semuanya. Maka di sini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam membedakan antara perintah dan larangan dimana dalam perintah kita diperintahkan untuk menjalankan semampu kita saja. Kalau kemudian kita hanya bisa membawa setengah barang yang diperintahkan untuk dibawa atau membawanya pelan-pelan, maka itulah yang harus kita lakukan. Semampu kita. Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taโala ููุงุชูููููุง ุงููููููู ู
ูุง ุงุณูุชูุทูุนูุชูู
ู โMaka bertakwalah kalian kepada Allah dengan semampu kalian.โ QS. At-Taghabun[64] 16 Itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Demikian juga dalam ajaran-ajaran agama Islam. Kalau kita dilarang untuk melakukan syirik, melakukan bidโah, melakukan dosa-dosa dan maksiat seperti minum khamr, berzina, berjudi, kalau kita tidak melakukan apa-apa diam saja, tidak melakukan perbuatan yang termasuk syirik, tidak melakukan perkara-perkara bidโah, tidak berjudi, tidak minum khamr, tidak berzina, kita hanya duduk di masjid saja, kita berdoโa kepada Allah, melakukan ibadah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam atau diam di rumah kita, maka kita sudah melakukan apa yang dituntut dari kita dalam menyikapi larangan tersebut. Diam pun kita sudah melakukan apa yang diminta dalam larangan tersebut. Yaitu untuk meninggalkan apa yang dilarang. Sebaliknya, kalau kita diperintahkan untuk shalat, puasa atau zakat atau haji, maka belum tentu kita bisa melakukannya. Tidak semua kita bisa haji, tidak semua kita memiliki harta yang cukup untuk menunaikan zakat, tidak semua kita mampu untuk berpuasa. Maka di sini kita diperintahkan untuk menjalankan perintah tersebut semampu kita. Kalau kita tidak bisa shalat dengan berdiri karena kondisi kita sedang sakit -misalnya- maka kita boleh untuk shalat dengan duduk, tidak bisa duduk bisa shalat dengan terlentang. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang lain. Kalau kita tidak bisa berpuasa saat kita sedang safar, kita boleh berpuasa semampu kita. Bagaimana caranya? Yaitu dengan tidak berpuasa pada hari safar itu tapi menggantinya dihari yang lain. Ketika kita diperintahkan untuk membayar zakat fitrah tapi kita tidak memiliki kadar yang cukup, kita tidak memiliki satu shaโ, kita hanya memiliki setengah shaโ saja. Maka di sini berlaku ููุงุชูููููุง ุงููููููู ู
ูุง ุงุณูุชูุทูุนูุชูู
ู โMaka bertakwalah kalian kepada Allah dengan semampu kalian.โ QS. At-Taghabun[64] 16 Demikian juga haji. Kalau kita tidak punya kemampuan untuk haji maka kita tidak wajib untuk menjalankan perintah tersebut. Misalnya uang kita hanya bisa untuk haji kecil yaitu umrah. Maka silakan menjalankan umrah dahulu. Ini merupakan penerapan hadits Abu Hurairah ini dalam urusan agama kita. Menyikapi Perintah dan Larangan Seorang muslim harus tahu bagaimana menyikapi perintah dan bagaimana menyikapi larangan. Demikian juga satu bagian agama yang lain yaitu kabar-kabar berita. Adapun kalau yang disampaikan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah kabar-kabar berita, bukan hukum-hukum. Seperti kisah Nabi Yusuf dan Nabi-Nabi yang lain, kejadian-kejadian yang terjadi di masa yang akan datang, turunnya Dajjal, turunnya Nabi Isa Alaihis Salam tentang sirath atau jembatan yang dibentangkan di atas neraka jahanam, tentang timbangan amal kebaikan, tentang telaga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang dinamai Al-Kautsar dan semacamnya, sikap kita untuk kabar-kabar tersebut adalah dengan mengimani. Begitulah cara kita mendapatkan pahala. Jadi, kalau sifatnya larangan, kita meninggalkannya secara mutlak. Tidak ada alasan untuk tidak meninggalkannya. Kalau berupa perintah maka kita menjalankannya semampu kita. Kalau berupa kabar-kabar maka kita mempercayai dan mengimaninya. Itu cara seorang muslim mendapatkan pahala dari hadits-hadits dan ayat-ayat Al-Qurโan. Karenanya para ulama menjelaskan bahwasanya konsekuensi Syahadat Muhammad Rasulullah, konsekuensi aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah adalah 4 hal 1 mentaati beliau dalam perintah beliau, meninggalkan apa yang beliau larang, 3 mempercayai beliau dalam apa yang beliau kabarkan, 4 dan kita tidak beribadah kepada Allah Subhanahu wa Taโala kecuali dengan apa yang beliau syariatkan. Al-Qurโan dan Hadits Saling Menafsirkan Seorang muslim hendaknya menyibukkan diri dengan ayat-ayat Al-Qurโan, dengan hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, memahaminya semampu dia dengan bantuan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Karena hadits-hadits ini saling menafsirkan. Kata para ulama bahwa riwayat-riwayat itu saling menafsirkan satu dengan yang lain. Kemudian dengan atsar dari sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Itu bisa membantu kita untuk menafsirkan Al-Qurโan sehingga kita tidak salah dalam menafsirkan Al-Qurโan. Tadi kita menyebutkan firman Allah Subhanahu wa Taโala ููู
ูุง ุขุชูุงููู
ู ุงูุฑููุณูููู ููุฎูุฐูููู ููู
ูุง ููููุงููู
ู ุนููููู ููุงูุชููููุง โApa-apa yang Allah bawa kepada kalian maka ambilah dan apa-apa yang beliau larang maka jauhilah.โ QS. Al-Hasyr[59] 7 Ayat tersebut ditafsirkan oleh hadits yang sedang kita bahas ini. Maka hadits yang kita baca ini memperjelas apa yang dimaksudkan oleh Al-Qurโan. Terkadang penjelasan ini didapatkan dari ashar para sahabat atau perkataan para Tabiโin. Misalnya firman Allah Subhanahu wa Taโala ููู
ูู ูููู
ู ููุญูููู
ุจูู
ูุง ุฃููุฒููู ุงููููููู ููุฃููููููฐุฆููู ููู
ู ุงููููุงููุฑูููู โBarangsiapa yang berhukum dengan hukum selain Allah maka mereka adalah orang-orang kafir.โ QS. Al-Maidah[5] 44 Ini kalau kita hanya membaca ayat Al-Qurโan begitu saja mungkin kita bisa salah memahami. Kita menganggap bahwa itu adalah kufur besar. Tapi kalau kita merujuk kepada penafsiran Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu yang merupakan ahli tafsir Al-Qurโan, maka beliau mengatakan bahwasannya yang dimaksud adalah kufur dibawah kekufuran yang lain atau kufur kecil yang tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam. Ini penting untuk kita pelajari sehingga kita tidak memahami Al-Qurโan dengan berbagai keterbatasan yang kita miliki. Tapi hendaknya kita menafsirkannya dengan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mengejar hadits-hadits yang shahih karena pada hadits-hadits yang shahih ada kecukupan sehingga kita tidak perlu pada hadits-hadits yang lemah. Juga pada atsar para sahabat, penjelasan para Tabiโin yang shahih. Alhamdulillah khazanah keilmuan Islam sangat luas. Jangan Banyak Bertanya Kalau kita menyibukkan diri dengan itu semuanya dan diiringi dengan semangat beramal, maka dengan cara itulah kita akan mencapai keselamatan. Kita akan selamat dari hal-hal yang tidak berguna atau bahkan selamat dari perkara-perkara yang membuat kita binasa seperti umat-umat terdahulu. Karena kalau kita menyibukkan diri dengan bertanya, semangatnya adalah untuk tidak mengamalkan perintah atau tidak menjauhi larangan dengan berbagai alasan, maka itulah yang dilakukan oleh umat terdahulu. Hal ini disinggung oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hadits ini ููุฅููููู
ูุง ุฃููููููู ุงูููุฐููููู ู
ููู ููุจูููููู
ู ููุซูุฑูุฉู ู
ูุณูุงุฆูููููู
ู ููุงุฎูุชููุงูููููู
ู ุนูููู ุฃูููุจูููุงุฆูููู
ู Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian semangat mereka bukan beramal, semangat mereka bertanya sehingga mereka tidak mengamalkan apa yang diperintahkan dan tidak menjauhi apa yang dilarang. Mereka banyak bertanya dan banyak menyelisihi para Nabi mereka. Umat Islam tidak boleh meniru hal yang sama. Seperti apa pertanyaan-pertanyaan dan penyelesaian yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu ini? Simak pada menit ke-1939 Download mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Hadits Arbain Ke 9 โ Kerjakan Perintah Semampunya dan Jangan Banyak Bertanya Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama ini ke Jejaring Sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter, Google+ dan yang lainnya. Semoga Allah Taโala membalas kebaikan Anda. Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui Telegram Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui Facebook Pencarian
๏ปฟAssalamualaikum sahabat, pada kesempatan penulisan hadits arbain ini kita sudah memasuki ke hadits Arbain yang ke 9 yang menerangkan tentang melaksanakan perintah sesuai dengan kemampuan, hadits ini diriwayatkan dari abi hurairah abdirahman bin shokhrin radiallahu anhu, untuk haditsnya berikut dibawah ini. Kitab Arbain An Nawawiyah HADITS ARBAIN KE 9 Hadits Arbain Ke 9 LATINNYA AN ABII HURAIRATA ABDIRRAHMAANIB NI SHOKHRIRADHIALLAAHU ANHU QOOLA SAMI'TU RASUULALLAAHI SAW YAQUULU MAA NAHAITUKUM 'ANHUFAAJTANIBUU HUMAAA AMARTUKUM BIHII FAATUUMINHU MAS TATHO'TUM FAINNAMAA AHLAKALLADZIINA MINGQOBLIKUM KASROTUMASAA ILIHIM WAKHTILA FUHUM 'ALAA ANIBYAAIHIM. ROWAAHULBUKHOORIYYU WAMUSLIM. ARTINYA Diriwayatkan dari abi hurairah Abdirahman bin shokhrin Radiallahu Anhu, Dia berkata saya mendengar Rasulullah Saw bersabda Apa yang dilarang bagi kalian maka jauhilah, dan apa yang diperintahkan bagi kalian maka laksanakan semampu kalian, maka sesungguhnya kehancurnya orang-orang sebelum kalian itu karena orang-orang itu banyak bertanya Yang tidak ada gunanya, dan pertentangan mereka terhadap nabi-nabinya. Yang meriwayatkan Hadits di atas yaitu Imam Bukhari dan Imam Muslim. PELAJARAN Nag seperti apa yang telah disebutkan dalam hadits di atas, berikut ini sedikit penjelasan tentang pelajaran yang terkanduung didalamnya. 1. Apapun yang sudah Rasulullah Shalalahualaihi wasalam larang maka jauhilah, sesungguhnya dalam perintah untuk menjauhi larangan yang sudah rasulullah perintahkan itu tak lain adalah untuk kebaikan kita sendiri, karena dalam hal ini rasulullah sudah mengetahui dampak dari perbuatan yang dilarang tersebut, maka patutlah kita bersyukur kepada Allah Swt yang sudah menurunkan pemimpin untuk memberitahukan kepada kita tentang bahaya dari hal-hal yang seharusnya tidak kita kerjakan dan lakukan tersebut. 2. Apapun yang diperintahkan kepada kalian maka laksanakanlah, dalam kata ini siapapun diantara kita yang tidak mampu melaksanakan perbuatan yang telah diperintahkan maka laksanakanlah semampu kalian, perkataan ini ditunjukan kepada perbuatan sunah, untuk perbuatan yang wajib seperti shalat 5 waktu tentulah harus dilaksanakan. 3. Ada banyak sekali kaum yang hancur sebelum masa Rasulullah, itu semua salah satunya disebabkan karena mereka sering bertanya hal yang tidak ada gunanya, selalu menyelisih perintah para nabi-nabinya. Nah teman teman itulah penjelasan tentang hadits arbain ke 9 yang menjelaskan tentang melaksanakan perintah sesuai dengan kemampuan, dalam hal ini jika memang kita ingin bisa melaksanakan perintah perintah tersebut cobalah untuk membuat persaingan, berlomba-lomba siapa yang paling ta'at dalam melakukan ibadah, namun tentusaja dalam hal persaingan yang fositif, namun jika memang kita tidak bisa bersaing dengan orang-orang hebat, ulama-ulama, maka bersainglah dengan orang-orang disekitar kita yang memiliki keadaan yang sama. Untuk penjelasannya saya cukupkan sampai disini, jika menurut kalian pembahasan dalam artikel ini bermanfaat silahkan untuk membagikan artikel ini kepada teman kerabat dekat, janganlupa subscribe juga blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami ya, kolom subscribe terdapat tepat dibawah artikel ini, akhir kata saya ucapkan wasalam.
hadits ke 9 arbain