Didiklah anak-anakmu dengan ilmu agama di pondok. Agar menjadi putra-putri yang shalih dan shalihah, birrul walidayn yang sudi mendo’akan orang tuanya setelah mati.” Ibu Nyai Hj. RasulullahMuhammad saw telah memberikan petunjuk “ Perintahkan anakmu untuk shalat pada usia tujuh tahun, dan pukullah mereka saat usia sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka “. Pertanyaan menggelitik yang muncul dalam diri penulis, mengapa Rasulullah Muhammad saw memerintahkan shalat pada usia tujuh tahun ?. Sedangkan sholat adalah RasulullahSAW bersabda, “Muliakanlah anak-anakmu dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang mulia.” (HR. Ibnu Majah). Rasulullah SAW sangat perhatian Salahsatu di antaranya hadis Rasulullah SAW yang menyuruh orang tua mendidik anaknya terkait tiga hal. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ali bin Abi Thalib 14 Pentingnya ilmu dalam pendidikan anak, oleh karena itu orang yang telah menikah harus lebih giat dalam menuntut ilmu melebihi yang belum menikah, karena tanggung jawabnya lebih besar, namun anehnya banyak yang beralasan mengurus keluarga lalu melalaikan majelis-majelis ilmu. 15) Keindahan dan kesempurnaan syari’at Islam yang datang 爐DOA YANG PALING MUSTAJAB Tahukah kita, dalam hadith nabi memaklumkan terdapat 1 doa yang sangat mustajab. Walaupun kita telah pergi meninggalkan . Oleh Ahmad Supardi *Sabda Rasulullah SAW "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian". Artinya, ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa hadist tersebut, sudah sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini serba berubah. Sesuatu yang hari ini istimewa, tapi pada 10 atau 20 tahun mendatang bisa jadi hanya hal yang biasa-biasa saja. Sesuatu yang hari ini mustahil, bisa jadi pada 10 atau 20 tahun mendatang adalah hal yang sangat mudah tahun 1981 atau sekitar 35 tahun lalu, tamatan SMA/ MA sederajat sangat dicari- cari untuk diusulkan jadi pegawai negeri sipil PNS, tapi sekarang atau sejak 5 tahun terakhir, jenjang SMA sama sekali tidak masuk dalam kategori penerimaan pegawai, kecuali honorer. Kondisi tersebut terus berubah, bahkan saat ini tamatan S1 atau S2 sudah tidak terlalu istimewa lagi, apalagi dimasa depan. Fenomena itu menggambarkan kemajuan zaman yang terus berubah. Karena itu, agar para guru, para orang tua terus mengembangkan pengetahuannya dalam Ilmu Pengetahuan, dan mengajarkan anak- anak sesuai dengan kepentingan masa yang akan datang, bukan masa kini apalagi masa lalu. Ketika zaman berubah tentu tantangannyapun berubah, baik itu tantangan untuk bertahan hidup, tantangan dalam pergaulan, tantangan dalam menuntut ilmu serta tantangan-tantangan lainnya. Perubahan zaman inipun berdampak pada perubahan cara kita mendidik dan berkomunikasi dengan di masa sekolah dahulu telah berubah. Dari mulai masa-masa berburu, dimana manusia bertahan hidup dengan cara cara berburuh, kemudian berkembang dengan mulai bercocok tanam, kemudian berkembang lagi dengan mulai pandai mengelolah hasil cocok tanam/ perkembangan zaman, berbagai macam teknologi mulai berkembang, seperti ditemukannya mesin dan sekarang masuk masa informasi. Jadi dapat kita lihat, orang yang paling sukses adalah mereka yang paling cepat menguasai informasi hal ini ditandai dengan serba mudahnya kita mendapatkan akses untuk sebuah informasi melalui teknologi orang bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena pada dasarnya manusia dianuegerahi kecerdasan, ada jutaan sel didalam kepala manusia untuk menopang itu. Bedanya adalah kesungguhan manusia untuk menggunakan otak, padahal semakin sering digunakan maka semakin pintar seseorang, tapi sebaliknya, semakin jarang otak digunakan maka otak akan semakin ilmu pengetahuan itu ada dalam Islam. Itu dijelaskan dalam banyak ayat dan hadist. Bahkan Allah akan meninggikan orang- orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat, dan sumber kebahagian dunia dan akhirat adalah dengan ilmu itu, kondisi tersebut menjadi 'PR' bagi guru dan orang tua dalam mempersiapkan anak- anak agar siap menghadapi tuntutan zamannya. Sehingga anak menjadi anak yang bermanfaat serta berdaya guna serta jadi amal kebaikan orang tua 2013 berusaha menyesuaikan dengan kondisi dinamis pendidikan, dimana didalamnya tidak hanya menekankan siswa untuk belajar ilmu-ilmu umum, tetap juga agama, etitut dan lainnya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan akan datang. Untuk itu, guru dan orang tua sangat berperan dalam membawa masa depan anak. Untuk itu, orangtua dan guru dapat berperan aktif dalam pendidikan anak- anak nya, sehingga tumbuh dan kembang sesuai yang dibutuhkan zaman dengan tidak lepas dari kontrol agama. * Kakanwil Kemenag Provinsi Riau sumber BOGOR – Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik. Salah satu di antaranya hadis Rasulullah SAW yang menyuruh orang tua mendidik anaknya terkait tiga hal. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ali bin Abi Thalib RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Didiklah anak-anakmu atas tiga hal mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya dan membaca Alquran. Sebab, orang yang mengamalkan Alquran nanti akan mendapatkan naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yang suci.” “Hadis di atas menegaskan perintah Nabi terkait tanggung jawab orang tua terhadap anaknya,” kata Ustaz Taufiqurrahman SQ saat mengisi pengajian guru Sekolah Bosowa Bina Insani SBBI di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat 13/9. Pada kesempatan tersebut, Ustaz Taufiqurrahman membahas kitab Mukhtarul Hadits an Nabawiyah, hadis 48. “Sebagai orang tua, kita harus mendidik anak-anak kita agar selalu mencintai Nabi Muhammad SAW, keluarga Nabi dan baca-tulis Alquran,” ujarnya seperti dikutip dalam rilis SBBI. Ia mengemukakan, yang dimaksudkan dengan mencintai dalam hadis di atas tidak hanya sekadar mengenal Nabi, keluarga Nabi dan Alquran. “Tidak kalah pentingnya adalah mengenal, memahami dan melaksanakan keteladanan dan pesan-pesan yang bersumber pada diri Rasulullah, keluarganya, dan Alquran,” paparnya. Taufiqurrahman mengemukakan, mendidik anak atas tiga hal di atas, pada saat ini tidak selalu mudah. Banyak tantangannya. Apalagi pada zaman gadget seperti ini ini. Anak-anak Indonesia, bahkan balita sudah sibuk memegang HP. Kalau orang tua tidak melakukan kontrol secara ketat, bisa berdampak negatif. “Saya beberapa waktu lalu berkunjung ke Cina. Di sana, negara produsen HP dan android, anak-anak tidak boleh memegang HP. Mereka baru boleh memegang HP saat sudah kuliah. Di Indonesia, anak-anak balita sudah main HP. Jadi, tantangan kita sebagai orang tua lebih berat lagi, untuk mengajak anak-anak kita mencintai Nabi, keluarga Nabi, dan baca-tulis Alquran,” paparnya. Ia mengutip ayat-ayat Alquran yang menegaskan pentingnya para orang tua memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan generasi Islam yang unggul dan taat kepada Allah. Salah satu di antaranya, QS An-Nisa ayat 9. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” “Wahai para orang tua, hendaklah kalian merasa khawatir meninggalkan keturunan yang lemah. Lemah sumber daya manusianya, lemah agamanya, dan juga lemah akhlaknya,” ujarnya. Selain itu, kata Taufiqurrahman, takutlah kepada Allah dan ucapkanlah kepada mereka anak-anak ucapan yg benar. “Hal ini sangat penting, sebab orang tua menjadi madrasah sekolah pertama bagi anak-anak kita,” tuturnya. Ayat lain adalah Alquran Surat An Nahl ayat 78, “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” “Anak-anak lahir ke dunia dalam keadaan belum mempunyai ilmu apapun, belum mengetahui sesuatu apa pun. Karena itu, orang tua wajib wajib memberikan pendidikan yang sebaik-sebaiknya kepada anak-anaknya,” paparnya. Oleh Stefanus Widananta Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan Efesus 6;4 Mendidik anak adalah salah satu tugas dari orang tua, namun sayangnya banyak orang tua yang lebih mementingkan pendidikan intelektual daripada spiritual. Orang tua lebih takut dan kuatir kalau anaknya tidak pintar secara intelektual dan miskin secara materi, daripada tidak memiliki iman yang baik dan bertumbuh. Anak bagaikan kertas kosong ketika mereka dilahirkan, jika kita mendidik dengan warna yang salah, maka mereka akan terbentuk dengan warna yang salah juga. Ketika kita mendidik mereka untuk takut kepada Tuhan, maka didikan itu mendatangkan hikmat. Firman Tuhan mengingatkan kita agar mendidik anak-anak kita di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Bangsa Israel melakukan pendidikan kepada anak-anaknya untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan, secara berulang-ulang dan membicarakan kebenaran firman Tuhan dengan anak-anak mereka, ketika mereka duduk di rumah, ketika mereka sedang dalam perjalanan, ketika berbaring dan ketika mereka bangun. Orang Israel menganggap perintah itu sebagai “syema”, suatu perintah penting yang harus sungguh-sungguh diperhatikan. Bagi orang Israel, pendidikan rohani merupakan bagian integral dari perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Syema ini menjadi cara bagi orang tua unyuk mendidik anak-anaknya. Salomo mengatakan, “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu dan mendatangkan sukacita kepadamu”. “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya. Tuhan Yesus memberkati. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari neraka” [Surah at-Tahrim 6] Allah swt memberi peringatan dengan jelas kepada orang-orang beriman agar memelihara diri mereka dan keluarga dengan membimbing ke arah kebaikan dan ketakwaan kepada Allah swt. Ibu bapa adalah cerminan masa depan anak-anak. Diriwayatkan daripada Sayidina Abu Hurairah bahawa Nabi saw bersabda مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أو يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ “Tidaklah dilahirkan seorang anak itu melainkan dia lahir dalam keadaan fitrah. Maka kedua ibubapanyalah yang menjadikannya beragama yahudi atau menjadikannya beragama nasrani atau menjadikannya beragama majusi” HR Muslim Imam Ibnu Hajar al-Haitami ada menyebutkan “Jika ibu bapa bertakwa kepada Allah swt, nescaya Allah swt akan mengurniakan kebaikan dan mempermudahkan segala urusan zuriat mereka dengan memberi keberkatan serta petunjuk dalam kehidupan zuriat-zuriatnya. Namun sebaliknya, jika ibu bapa mereka tidak melaksanakan perintah Allah dan melanggar larangan Allah, nescaya anak-anak mereka akan berkelakuan sebagaimana kelakuan ibu bapa mereka” Lihat al-Zawajir an aI-iqtiraf al-Kaba’ir Ini menunjukkan dalam mendidik anak-anak ibu bapa perlu menunjukkan tauladan yang baik dengan mematuhi segala ajaran agama dan ini sudah tentu akan mempengaruhi anak-anak dalam proses pendidikan tersebut. Kekurangan bimbingan agama dan ketiadaan contoh tauladan dari ibu bapa boleh mempengaruhi akhlak anak-anak. Walaubagaimanapun setelah ada usaha bimbingan dari ibu bapa tetapi anak-anak masih berkelakuan tidak baik maka ia merupakan ujian terhadap ibu bapa atau Allah swt ingin memberi kebaikan dan ganjaran pahala kepada mereka. Menjadi tanggungjawab ibu bapa untuk menyelamatkan ahli keluarga daripada azab sengsara neraka dengan mengajar dan mendidik mereka agar patuh kepada ajaran agama Berminat menulis berkaitan Islam? Hantarkan artikel anda di sini Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. “Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zamanmu” Itulah pesan singkat dari Khalifah kedua umat Islam Umar bin zaman sekarang ini, tantangan untuk memebesarkan anak benar-benar besar. Mengapa demikian? Karena di zaman sekarang ini banyak model dan konsep pendidikan yang sangat bervariasi. Selain dari konsep dan model pendidikan ini ternyata lingkungan sekitar, budaya, dan pergaulan pun snagat mempengaruhi pendidikan anak. Karena anak-anak sangat mudah terpengaruh begitu saja apa yang menurut mereka asyik dan menarik tanpa memperdulikan batasan norma yang berlaku dalam dapat memberikan kebaikan kepada anak sebaiknya kita memberikan contoh yang baik dan perilaku yang baik supaya anak juga dapat meniru apa yang kita lakukan. Sebaiknya dalam mendidik anak kita terapkan keteladanan yang baik, bimbingan yang baik, nasehat yang baik, dan juga mengingatkan kesalahan-kesalahan anak, menanamkan pemahaman-pemahaman kepada anak. Jika anak membuat kesalahan sebaiknya orang tua tidak memarahi ataupun memberikan hukuman fisik namun memberikan peringatan ataupun arahan agar tidak mengulanginya lagi Naaa disinilah banyak orang tua yang kualahan menghadapi perilaku anak-anak mereka. Ada sebagian orang tua yang membiarkan anak-anaknya tumbuh dalam perkembangan zaman tanpa pengawasan, ada juga orang tua yang mendidik anaknya dengan kekangan atau dengan mengisolisir anak mereka dari perkembangan zaman. Tentu saja cara diatas tidak baik. Sebagai umat islam, kedua pendidikan tersebut sangat tidak di anjurkan, sebab islam itu tetap sekaligus fleksibel, tetap dalam konteks aidahdan ibadah dan fleksibel dalm konteks skill. Seperti yang telah di sampaikan Luqman kepada anaknya yang berbunyi "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar". QS Luqman 13.Jadi maksud dari mendidik anak sesuai zaman ialah mendidik anak dengan mengarahkan anak untuk mampu mensurvive atau denagn mengarahkan anak hidup di zamannya. Sehingga anak akan siap dan mampu untuk menjadi manusia yang mandiri dan membaur kemayarakat. Dalam mendidik anak juga harus pandai dalam memilih pendidikan yang paling utama antara penanaman aqidah dan ibadah atau skill, menurut saya pendidikan yang paling utama adalah penanaman aqidah dan ibadah kepada anak, sebab jika skill yang tidak dilandasi dengan aqidah dan ibadah yang kokoh akan menimbulkan kerusakan dan cenderung membuat anak menjadi yang sudah banyak kita lihat di lingkungan sekitar, bahwa anak-anak yang tidak terdidik dengan baik tanpa penanman aqidah dan ibadah dan norma yang benar membuat anak tidak mampu memegang teguh norma-norma agama,moral dan sosial yang membuat intelektualnya yang tinggi dan integrasinya rendah. Maka sejak anak masih kecil sebagai orang tua kita harus benar-benar mendidiknya dengan cara yang benar dan tepat terapkan keteladanan yang baik, bimbingan yang baik, nasehat yang baik, dan juga mengingatkan kesalahan-kesalahan anak, menanamkan pemahaman-pemahaman kepada anak. Jika anak membuat kesalahan sebaiknya orang tua tidak memarahi ataupun memberikan hukuman fisik namun memberikan peringatan ataupun arahan agar tidak mengulanginya lagi. Orang tua tentunya menginginkan anaknya kelak menjadi orang yang berguna bagi semua orang. Lihat Humaniora Selengkapnya

didiklah anakmu dengan ilmu agama